
Dolar Bergerak Stabil di Perdagangan Akhir Tahun
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
31 December 2018 18:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) secara umum stabil dalam perdagangan akhir tahunnya yang sepi, Senin (31/12/2018).
Dolar Australia memimpin penguatan karena ketegangan atas perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat dan China memudar seiring dengan harapan pembicaraan kedua negara mencatatkan kemajuan.
Dolar Australia naik 0,4% menjadi US$0,7063, tetapi melemah 10% untuk tahun ini, dilansir dari Reuters.
Mata uang ini telah menderita pelemahan terhadap greenback tahun ini saat ketegangan antara AS dan China berlangsung sebab statusnya sebagai mata uang sangat berkorelasi dengan perdagangan global.
Dalam kicauannya di Twitter hari Minggu, Presiden AS Donald Trump mengaku telah berbicara panjang dan sangat baik dengan Presiden China Xi Jinping, dan bahwa kemungkinan kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan China mengalami kemajuan yang baik.
Indeks dolar secara umum stabil di 96,43, tetapi tahun ini akan ditutup naik hampir 5% terhadap saingannya karena ketegangan perdagangan dan kenaikan suku bunga.
China dan Amerika Serikat telah berperang dagang selama tahun 2018 ini. Perseteruan ini mengguncang pasar keuangan dunia karena arus barang bernilai ratusan miliar dolar antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut telah terganggu oleh pengenaan bea impor.
Menjelang 2019, prospek dolar lebih tenang dengan meningkatnya harapan bahwa siklus kenaikan suku bunga tiga tahun di Amerika Serikat telah berakhir. Pasar saat ini memperkirakan tidak ada kenaikan suku bunga pada tahun depan.
Dolar telah relatif stabil hingga akhir 2018 meskipun yield Treasury AS jatuh. Yield obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun berada di 2,71% hari Senin, setelah turun hampir 30 basis poin pada bulan Desember.
Euro terakhir dikutip pada US$1,1440, stagnan versus dolar.
Meskipun mata uang tunggal itu telah naik versus dolar dalam beberapa pekan terakhir, pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Eropa tetap jauh lebih lemah dari ekspektasi Bank Sentral Eropa. Euro kehilangan hampir 5% terhadap dolar di 2018.
Di tempat lain, poundsterling yang telah terpukul pada tahun ini akibat ketidakpastian Brexit, naik ke level tertinggi selama tiga minggu dalam perdagangan yang tenang. Mata uang Inggris ini naik 0,3% ke US$1,2732, tetapi telah kehilangan lebih dari 6% dari nilainya versus dolar di tahun ini.
(prm) Next Article Rupiah Kian Perkasa di Tengah Sentimen AS-Iran
Dolar Australia memimpin penguatan karena ketegangan atas perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat dan China memudar seiring dengan harapan pembicaraan kedua negara mencatatkan kemajuan.
Dolar Australia naik 0,4% menjadi US$0,7063, tetapi melemah 10% untuk tahun ini, dilansir dari Reuters.
Dalam kicauannya di Twitter hari Minggu, Presiden AS Donald Trump mengaku telah berbicara panjang dan sangat baik dengan Presiden China Xi Jinping, dan bahwa kemungkinan kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan China mengalami kemajuan yang baik.
Indeks dolar secara umum stabil di 96,43, tetapi tahun ini akan ditutup naik hampir 5% terhadap saingannya karena ketegangan perdagangan dan kenaikan suku bunga.
![]() |
China dan Amerika Serikat telah berperang dagang selama tahun 2018 ini. Perseteruan ini mengguncang pasar keuangan dunia karena arus barang bernilai ratusan miliar dolar antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut telah terganggu oleh pengenaan bea impor.
Menjelang 2019, prospek dolar lebih tenang dengan meningkatnya harapan bahwa siklus kenaikan suku bunga tiga tahun di Amerika Serikat telah berakhir. Pasar saat ini memperkirakan tidak ada kenaikan suku bunga pada tahun depan.
Dolar telah relatif stabil hingga akhir 2018 meskipun yield Treasury AS jatuh. Yield obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun berada di 2,71% hari Senin, setelah turun hampir 30 basis poin pada bulan Desember.
Euro terakhir dikutip pada US$1,1440, stagnan versus dolar.
Meskipun mata uang tunggal itu telah naik versus dolar dalam beberapa pekan terakhir, pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Eropa tetap jauh lebih lemah dari ekspektasi Bank Sentral Eropa. Euro kehilangan hampir 5% terhadap dolar di 2018.
Di tempat lain, poundsterling yang telah terpukul pada tahun ini akibat ketidakpastian Brexit, naik ke level tertinggi selama tiga minggu dalam perdagangan yang tenang. Mata uang Inggris ini naik 0,3% ke US$1,2732, tetapi telah kehilangan lebih dari 6% dari nilainya versus dolar di tahun ini.
(prm) Next Article Rupiah Kian Perkasa di Tengah Sentimen AS-Iran
Most Popular