Bos OJK: Investor Nyaman Rupiah di Rp 14.500/US$
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
28 December 2018 17:54
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai rupiah yang bergerak stabil di pekan terakhir Desember 2018 ini membuat nyaman investor. Nilai tukar sudah membaik sehingga investasi bisa terus bergulir.
Demikian disampaikan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat ditemui usai penutupan perdagangan bursa 2018 di Gedung BEI, Jumat (28/12/2018).
"Tahun depan kita perkirakan investor portofolio sudah mulai balik lagi seperti beberapa bulan terakhir. Investor sudah mulai confindence kepada Indonesia," kata Wimboh.
"Nilai tukar kita sudah mulai membaik dibandingkan beberapa bulan sebelumnya yang sempat Rp 15.000/US$ Sekarang Rp 14,500/US$ ini memberi confidence kepada investor portofolio," ungkap Wimboh lebih jauh.
Sementara Wimboh mengatakan, pertumbuhan kredit perbankan bisa mencapai 12%. Bahkan, pertumbuhan kredit di Oktober cukup deras hingga 13%.
"Kredit di akhir tahun kemarin tinggi sehingga pembaginya tinggi sehingga ini mudah-mudahan kita perkirakan bisa 12% di akhir tahun ini. Dan tahun depan itu sekitar 12-13%," papar Wimboh.
(dru/dru) Next Article OJK: 2018, Likuiditas Ketat Namun Tetap Terjaga
Demikian disampaikan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat ditemui usai penutupan perdagangan bursa 2018 di Gedung BEI, Jumat (28/12/2018).
"Tahun depan kita perkirakan investor portofolio sudah mulai balik lagi seperti beberapa bulan terakhir. Investor sudah mulai confindence kepada Indonesia," kata Wimboh.
 Foto: Ketua OJK Wimboh di Penutupan Perdagangan BEI Tahun 2018 di Main Hall BEI, Jakarta. |
"Nilai tukar kita sudah mulai membaik dibandingkan beberapa bulan sebelumnya yang sempat Rp 15.000/US$ Sekarang Rp 14,500/US$ ini memberi confidence kepada investor portofolio," ungkap Wimboh lebih jauh.
Sementara Wimboh mengatakan, pertumbuhan kredit perbankan bisa mencapai 12%. Bahkan, pertumbuhan kredit di Oktober cukup deras hingga 13%.
"Kredit di akhir tahun kemarin tinggi sehingga pembaginya tinggi sehingga ini mudah-mudahan kita perkirakan bisa 12% di akhir tahun ini. Dan tahun depan itu sekitar 12-13%," papar Wimboh.
(dru/dru) Next Article OJK: 2018, Likuiditas Ketat Namun Tetap Terjaga
Most Popular