
BI: Neraca Pembayaran Surplus US$ 4 M di Triwulan IV
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
28 December 2018 13:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan neraca pembayaran mampu mencatatkan surplus di triwulan IV-2018. Neraca pembayaran bisa surplus hingga US$ 4 miliar.
Hal ini diungkapkan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Gedung BI, Jumat (28/12/2018).
"Fundamental dan pertumbuhan ekonomi kita lebih baik yakni 5-5,4% di tahun 2019. Inflasi di titik tengah 3,5% plus minus 1%. CAD (defisit transaksi berjalan/current account deficit) menurun menjadi 2,5%," kata Perry.
"Neraca pembayaran kuartal IV-2018 surplus sekitar US$ 4 miliar, meskipun CAD masih tinggi sekitar 3% dari PDB di triwulan IV," ungkap Perry.
Dijelaskan Perry, volatilitas rupiah sampai saat ini masih terjaga dan sangat rendah. Di mana tingkat pelemahan rupiah di bawah 7%.
"Volatilitas juga sekitar 7-8%. Rupiah stabil dan menguat," katanya.
Hal ini terjadi karena kebijakan BI dan pemerintah yang mampu membuat investor confidence. Namun sayangnya Perry menyebut, rupiah masih terlalu murah atau undervalued.
"Hari ini diperdagangkan di sekitar Rp 14.500/US$. Memang masih undervalued kalau dari sisi fundamental," tuturnya.
(dru) Next Article CAD Bengkak, Neraca Pembayaran pun Negatif US$ 4,3 M
Hal ini diungkapkan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Gedung BI, Jumat (28/12/2018).
"Fundamental dan pertumbuhan ekonomi kita lebih baik yakni 5-5,4% di tahun 2019. Inflasi di titik tengah 3,5% plus minus 1%. CAD (defisit transaksi berjalan/current account deficit) menurun menjadi 2,5%," kata Perry.
![]() |
"Neraca pembayaran kuartal IV-2018 surplus sekitar US$ 4 miliar, meskipun CAD masih tinggi sekitar 3% dari PDB di triwulan IV," ungkap Perry.
Dijelaskan Perry, volatilitas rupiah sampai saat ini masih terjaga dan sangat rendah. Di mana tingkat pelemahan rupiah di bawah 7%.
"Volatilitas juga sekitar 7-8%. Rupiah stabil dan menguat," katanya.
Hal ini terjadi karena kebijakan BI dan pemerintah yang mampu membuat investor confidence. Namun sayangnya Perry menyebut, rupiah masih terlalu murah atau undervalued.
"Hari ini diperdagangkan di sekitar Rp 14.500/US$. Memang masih undervalued kalau dari sisi fundamental," tuturnya.
(dru) Next Article CAD Bengkak, Neraca Pembayaran pun Negatif US$ 4,3 M
Most Popular