Terungkap, BI Punya Target Jaga Volatilitas Rupiah di 11%

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
28 December 2018 11:13
Disebutkan bahwa presentase rata-rata volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Paman Sam maksimal harus dijaga di kisaran 11%
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) sebagai penjaga stabiltas mendapatkan mandat untuk menjaga peresentase rata-rata volatilitas nilai tukar rupiah terhadapĀ dolar Amerika Serikat (AS) sebesar 11%.

Hal ini terungkap dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) bank sentral, di laporan pelaksanaan tugas dan wewenang BI triwulan III-2018 yang disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dikutip CNBC Indonesia, Jumat (28/12/2018).

Dalam IKU BI, disebutkan bahwa presentase rata-rata volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Paman Sam maksimal harus dijaga di kisaran 11%. Pada kuartal III-2018, bank sentral pun berhasil melakukan hal itu.
Terungkap, BI Punya Target Jaga Volatilitas Rupiah di 11%Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Laporan tersebut menjelakan dengan rinci, bahwa nilai tukar rupiah pada periode kuartal III-2018 melemah terbatas akibat berlanjutnya penguatan dolar AS secara global.

"Tekanan rupiah ini terjadi seiring kuatnya ketidakpastian pasar keuangan global yang kemudian memicu penguatan dolar AS secara meluas," tulis laporan BI.

Meski demikian, tekanan terhadap rupiah masih lebih rendah dibandingkan dengan pelemahan mata uang negara berkembang lain seperti India, Afrika Selatan, Brasil, dan Turki.

"Ke depan BI terus melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya, serta menjaga bekerjanya mekanisme pasar dan didukung upaya pengembangan pasar keuangan,"

"Kebijakan tersebut diarahkan untuk menjaga volatilitas rupiah serta kecukupan likuiditas di pasar, sehingga tidak menimbulkan risiko terhadap stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan."

Sampai dengan 28 Desember 2018, depresiasi rupiah hanya 7,26% (year to date) sejak awal Januari 2018. Hal ini cukup baik di tengah bergejolaknya pasar global. Depresiasi rupiah masih lebih baik ketimbang negara-negara emerging lainnya termasuk India.





(dru) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular