AS-China Siap Negosiasi lagi, Bursa Saham Asia Dibuka Menguat

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 December 2018 09:17
Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka di zona hijau pada hari ini.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka di zona hijau pada hari ini: indeks Shanghai naik 0,02%, indeks Hang Seng naik 0,09%, indeks Strait Times naik 0,16%, dan indeks Kospi naik 0,41%.

Damai dagang AS-China membuat pelaku pasar berani memburu instrumen berisiko seperti saham. Pasca membuahkan beberapa perkembangan positif menyusul pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping beberapa waktu lalu, tim perdagangan asal Negeri Paman Sam akan bertolak ke Beijing untuk kembali melakukan negosiasi dagang dengan China.

Mengutip Reuters, pertemuan AS-China kemungkinan terjadi pada Januari. Pertemuan ini sedang direncanakan kedua pihak melalui komunikasi yang intensif.

"AS memang sedang dalam periode liburan. Namun tim perdagangan AS dan China tetap menggelar komunikasi dan pertemuan masih terjadwal sesuai rencana. Kedua pihak berencana melakukan pertemuan pada Januari menindaklanjuti komunikasi yang intensif melalui telepon," kata Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China.

Namun, sejatinya ada perkembangan yang kurang mengenakkan terkait dengan hubungan AS-China di bidang perdagangan. 3 orang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Presiden AS Donald Trump berencana untuk menggunakan kebijakan eksekutif yang dimilikinya guna mendeklarasikan situasi darurat nasional, yang pada akhirnya akan melarang perusahaan-perusahaan asal AS untuk menggunakan perangkat telekomunikasi buatan Huawei dan ZTE, seperti dilansir dari CNBC International.

Kebijakan eksekutif yang sudah berada dalam proses perencanaan sejak lebih dari 8 bulan tersebut bisa diterbitkan secepatnya pada bulan Januari dan akan memberikan perintah kepada Kementerian Perdagangan untuk memblokir perusahaan-perusahaan AS dalam membeli peralatan dari perusahaan telekomunikasi asing yang membawa risiko signifikan bagi keamanan negara, kata sumber-sumber dari industri telekomunikasi dan pemerintahan AS.

Jika kebijakan tersebut jadi diluncurkan nantinya, damai dagang AS-China secara permanen akan kian sulit untuk dicapai.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Top! Awal Tahun Bursa Asia Hijau, Tanda akan Bangkitkah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular