
Tak Mau Kalah Dengan Tetangga, Rupiah Pukul Mundur Dolar AS
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 December 2018 08:58

Kemarin, rupiah ditutup menguat tipis 0,03% melawan dolar AS, setelah cenderung diperdagangkan melemah sepanjang hari. Kenaikan harga minyak mentah dunia menjadi biang kerok pelemahan rupiah kemarin.
Pada hari ini, harga minyak mentah ternyata masih perkasa. Hingga berita ini diturunkan, harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2019 melejit 3,3% ke level US$ 46,08/barel, sementara minyak brent kontrak pengiriman Februari 2019 menguat 2,99% ke level US$ 53,72/barel.
Melesatnya harga minyak mentah tentu menjadi kabar buruk bagi rupiah, lantaran bisa memperparah defisit perdagangan minyak dan gas (migas) yang pada akhirnya akan membuat defisit neraca berjalan (Current Account Deficit/CAD) kian lebar.
Sebagai informasi, pada kuartal-III 2018 CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014, seiring dengan besarnya defisit perdagangan migas.
Jika penguatan harga minyak mentah terus bertahan atau bahkan bertambah lebar, bukan tak mungkin rupiah akan dipukul mundur dan berakhir di zona depresiasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pada hari ini, harga minyak mentah ternyata masih perkasa. Hingga berita ini diturunkan, harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2019 melejit 3,3% ke level US$ 46,08/barel, sementara minyak brent kontrak pengiriman Februari 2019 menguat 2,99% ke level US$ 53,72/barel.
Melesatnya harga minyak mentah tentu menjadi kabar buruk bagi rupiah, lantaran bisa memperparah defisit perdagangan minyak dan gas (migas) yang pada akhirnya akan membuat defisit neraca berjalan (Current Account Deficit/CAD) kian lebar.
Jika penguatan harga minyak mentah terus bertahan atau bahkan bertambah lebar, bukan tak mungkin rupiah akan dipukul mundur dan berakhir di zona depresiasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular