
Clue dari BI: Ke Depan, Kami akan Tetap Hawkish
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
27 December 2018 16:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menegaskan sikap (stance) kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral akan tetap hawkish untuk menjaga defisit transaksi berjalan.
Hal tersebut dikemukakan Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah dalam wawancara eksklusif bersama Hera F Haryn di Program Closing Bell CNBC Indonesia TV, Kamis (27/12/2018).
"Apakah BI akan hawkish? Sampai sekarang stance BI tetap hawkish karena kita masih ada tantangan CAD," kata Nanang.
Nanang menjelaskan, stance yang ditempuh bank sentral juga bertujuan untuk menghadapi berbagai risiko yang kemungkinan terjadi sepanjang tahun depan.
"Kami masih menyikapi global yang masih rentan. Dalam kondisi seperti itu, perlu kebijakan yang prudent, pre emptive, dan ahead the curve akan tetap dijalankan," tegasnya.
"Biasanya bank sentral dimanapun selalu cautious, selalu waspada dalam mengambil kebijakan. Selalu mempertimbangkan berbagai hal," jelasnya.
Berbagai ketidakpastian yang dihadapi Indonesia tahun depan tetap bersumber dari arah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS), serta hasil gencatan senjata antara AS dan China.
Belum lagi, ditambah dengan ketidakpastian dari perkembangan keluarnya Inggris dari zona Eropa. Atas pertimbangan tersebut, stance kebijakan BI pun diarahkan untuk menjaga kestabilan ekonomi nasional.
(dru) Next Article RI, Jepang, China Hingga Korsel Siap 'Buang' Dolar AS di 2024
Hal tersebut dikemukakan Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah dalam wawancara eksklusif bersama Hera F Haryn di Program Closing Bell CNBC Indonesia TV, Kamis (27/12/2018).
"Apakah BI akan hawkish? Sampai sekarang stance BI tetap hawkish karena kita masih ada tantangan CAD," kata Nanang.
"Kami masih menyikapi global yang masih rentan. Dalam kondisi seperti itu, perlu kebijakan yang prudent, pre emptive, dan ahead the curve akan tetap dijalankan," tegasnya.
"Biasanya bank sentral dimanapun selalu cautious, selalu waspada dalam mengambil kebijakan. Selalu mempertimbangkan berbagai hal," jelasnya.
Berbagai ketidakpastian yang dihadapi Indonesia tahun depan tetap bersumber dari arah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS), serta hasil gencatan senjata antara AS dan China.
Belum lagi, ditambah dengan ketidakpastian dari perkembangan keluarnya Inggris dari zona Eropa. Atas pertimbangan tersebut, stance kebijakan BI pun diarahkan untuk menjaga kestabilan ekonomi nasional.
(dru) Next Article RI, Jepang, China Hingga Korsel Siap 'Buang' Dolar AS di 2024
Most Popular