
'Rupiah Masih Terpuruk di Seluruh Jagad Asia'
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 December 2018 13:56

Sejatinya, ada sentimen positif yang mewarnai jalannya perdagangan, yakni anjloknya harga minyak mentah dunia. Pada penutupan perdagangan hari Senin (24/12/2018), harga minyak WTI kontrak pengiriman Januari 2019 anjlok 6,7% ke level US$ 42,53/barel, sementara minyak brent kontrak pengiriman Februari 2019 anjlok 6,2% ke level US$ 50,47/barel.
Anjloknya harga minyak mentah tentu menjadi kabar yang menyenangkan bagi rupiah, lantaran memantik optimisme bahwa defisit neraca berjalan (Current Account Deficit/CAD) bisa diredam pada kuartal terakhir di tahun ini.
Sebagai informasi, pada kuartal-III 2018 CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014, seiring dengan besarnya defisit perdagangan minyak dan gas (migas).
Namun, kuatnya dorongan untuk mengoleksi safe haven membuat anjloknya harga minyak mentah dunia tak mampu berbicara banyak dalam menyokong kinerja mata uang Garuda.
(ank/ank)
Anjloknya harga minyak mentah tentu menjadi kabar yang menyenangkan bagi rupiah, lantaran memantik optimisme bahwa defisit neraca berjalan (Current Account Deficit/CAD) bisa diredam pada kuartal terakhir di tahun ini.
Sebagai informasi, pada kuartal-III 2018 CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014, seiring dengan besarnya defisit perdagangan minyak dan gas (migas).
Next Page
Bank Indonesia Sudah Turun Tangan
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular