
Analisis Teknikal
Pertumbuhan Ekonomi AS Diramal Melambat, Euro & Pound Menguat
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
20 December 2018 20:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar jatuh ke level terendah dalam satu bulan terakhir, Kamis (20/12/2018), hal ini didorong kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang menuju pelambatan pada tahun depan.
Obligasi pemerintah AS yang juga mengalami Inversi kurva (inverted yield curve) dianggap sebagai sebuah tanda akan adanya resesi ekonomi di AS.
Dolar indeks (DXY) hingga pukul 19:20 WIB melemah 0,7% ke level 96. Euro memimpin kenaikan hampir setengah persen terhadap dolar pada US$ 1,1428.
Mata uang tunggal tersebut didorong oleh berita dari Italia yang telah mencapai kesepakatan dengan Komisi Eropa atas anggaran 2019.
Poundsterling naik 0,3% menjadi US$ 1,2658. Bank of England akan mengadakan pertemuan kebijakan akhir tahun hari ini, di mana pasar mengharapkan bank sentral akan menahan suku bunganya.
Tim Riset CNBC Indonesia membuat analisa secara teknikal terhadap pergerakan mata uang euro dan poundsterling. Berikut ulasannya.
EURO Terhadap Dolar AS
Dilepasnya dolar AS oleh pelaku pasar global membuat mata uni eropa (euro) menguat. Hingga berita ini dimuat, euro menguat 0,76% terhadap dolar AS ke level 1.4619.
Secara teknikal, posisi euro lebih menguat dibandingkan dolar AS. Hal ini terlihat posisinya yang bergerak di atas garis rerata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).
Mengacu pada indikator teknikal stochastic slow, Ruang penguatannya nampak masih terbuka karena belum menyentuh wilayah jenuh belinya (overbought).
Level penopang penurunannya (support) ada di level 1.143, sedangkan level penghalang kenaikannya (resistance) yang berpotensi ditembus berada di 1,150.
Poundsterling Terhadap Dolar AS
Hingga berita ini dimuat, posisi poundsterling sedang menguat 0,58% terhadap dolar AS dengan bergerak pada level 1.268.
Secara teknikal, posisi poundsterling lebih menguat dibandingkan dolar AS. Hal ini terlihat posisinya yang bergerak di atas garis rerata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).
Mengacu pada indikator teknikal stochastic slow, ruang penguatannya nampak masih terbuka karena belum menyentuh wilayah jenuh belinya (overbought).
Level penopang penurunannya (support) ada di level 1.261, sedangkan level penghalang kenaikannya (resistance) yang berpotensi ditembus berada di 1,272.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Jelang Pengumuman The Fed, Euro Ungguli Dolar AS
Obligasi pemerintah AS yang juga mengalami Inversi kurva (inverted yield curve) dianggap sebagai sebuah tanda akan adanya resesi ekonomi di AS.
Dolar indeks (DXY) hingga pukul 19:20 WIB melemah 0,7% ke level 96. Euro memimpin kenaikan hampir setengah persen terhadap dolar pada US$ 1,1428.
Poundsterling naik 0,3% menjadi US$ 1,2658. Bank of England akan mengadakan pertemuan kebijakan akhir tahun hari ini, di mana pasar mengharapkan bank sentral akan menahan suku bunganya.
Tim Riset CNBC Indonesia membuat analisa secara teknikal terhadap pergerakan mata uang euro dan poundsterling. Berikut ulasannya.
EURO Terhadap Dolar AS
![]() |
Secara teknikal, posisi euro lebih menguat dibandingkan dolar AS. Hal ini terlihat posisinya yang bergerak di atas garis rerata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).
Mengacu pada indikator teknikal stochastic slow, Ruang penguatannya nampak masih terbuka karena belum menyentuh wilayah jenuh belinya (overbought).
Level penopang penurunannya (support) ada di level 1.143, sedangkan level penghalang kenaikannya (resistance) yang berpotensi ditembus berada di 1,150.
Poundsterling Terhadap Dolar AS
![]() |
Secara teknikal, posisi poundsterling lebih menguat dibandingkan dolar AS. Hal ini terlihat posisinya yang bergerak di atas garis rerata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).
Mengacu pada indikator teknikal stochastic slow, ruang penguatannya nampak masih terbuka karena belum menyentuh wilayah jenuh belinya (overbought).
Level penopang penurunannya (support) ada di level 1.261, sedangkan level penghalang kenaikannya (resistance) yang berpotensi ditembus berada di 1,272.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Jelang Pengumuman The Fed, Euro Ungguli Dolar AS
Most Popular