
Banyak Dilepas Asing, Saham BCA Terjun 2,2%
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
20 December 2018 16:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PTĀ Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada perdagangan hari ini paling banyak dilepas investor asing. Ini membuat harga saham BCA mengalami tekanan pada hari ini.
Setelah penutupan perdagangan hari jual bersih (net sell) tercatat mencapai Rp 338,63 miliar dari total nilai transaksi sebesar Rp 512,42 miliar. Harga saham BCA turun 2,2% ke level Rp 25.572/saham.
Pemodal asing tampaknya melakukan profit taking pada saham bank swasta terbesar tersebut setelah naik tinggi dari awal tahun sebesar 16,78%.
Di sisi lain, langkah BI menahan suku bunga acuan juga di luar ekspektasi manajemen BCA. Pasalnya, Direktur Utama BCA, Jahja Setiaadmadja, berharap BI menaikkan suku bunga acuan, untuk menjaga nilai tukar rupiah.
"Saya menganggap kenaikan bunga lebih baik daripada kurs melemah lagi," kata Jahja kepada CNBC Indonesia, Kamis (20/12/2018).
"Karena kalau bunga BI naik, bank juga tidak langsung menaikkan [bunga] kredit," imbuhnya.
Tapi menurut Jahja, kalau kurs yang tertekan maka dampaknya akan lebih dalam terhadap sektor riil. "Kalau kurs, semua bahan baku import terkena dan tahun depan hadapi lebaran harga barang jangan sampai menggila," tutur Jahja.
Jahja juga mengatakan, BCA mengakui tengah melakukan penjajakan dengan Alipay, sistem pembayaran milik Alibaba, China. "BI kemarin tanya mengenai penerimaan acceptance Alipay untuk turis China. Kita sedang menjajaki dengan mereka," kata Jahja.
(hps/wed) Next Article Pandemi, Restrukturisasi Kredit BCA Diproyeksi Capai Rp 138 T
Setelah penutupan perdagangan hari jual bersih (net sell) tercatat mencapai Rp 338,63 miliar dari total nilai transaksi sebesar Rp 512,42 miliar. Harga saham BCA turun 2,2% ke level Rp 25.572/saham.
Pemodal asing tampaknya melakukan profit taking pada saham bank swasta terbesar tersebut setelah naik tinggi dari awal tahun sebesar 16,78%.
Di sisi lain, langkah BI menahan suku bunga acuan juga di luar ekspektasi manajemen BCA. Pasalnya, Direktur Utama BCA, Jahja Setiaadmadja, berharap BI menaikkan suku bunga acuan, untuk menjaga nilai tukar rupiah.
"Karena kalau bunga BI naik, bank juga tidak langsung menaikkan [bunga] kredit," imbuhnya.
Tapi menurut Jahja, kalau kurs yang tertekan maka dampaknya akan lebih dalam terhadap sektor riil. "Kalau kurs, semua bahan baku import terkena dan tahun depan hadapi lebaran harga barang jangan sampai menggila," tutur Jahja.
Jahja juga mengatakan, BCA mengakui tengah melakukan penjajakan dengan Alipay, sistem pembayaran milik Alibaba, China. "BI kemarin tanya mengenai penerimaan acceptance Alipay untuk turis China. Kita sedang menjajaki dengan mereka," kata Jahja.
![]() |
(hps/wed) Next Article Pandemi, Restrukturisasi Kredit BCA Diproyeksi Capai Rp 138 T
Most Popular