Perusahaan Sandiaga Jual Asetnya ke Perusahaan Luhut
20 December 2018 14:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan investasi yang sahamnya ikut dimiliki oleh Sandiaga Salahudin Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) menjual asetnya kepada perusahaan milik Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) dan anak usahanya PT Toba Bara Energi.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan, aset yang dijual adalah kepemilikan saham di PT Batu Hitam Perkasa. Seluruh kepemilikan ini jumlahnya mencapai 16,7% dengan nilai penjualan total mencapai US$ 9 juta (Rp 130,50 miliar, kurs Rp 14.500/US$).
Penjualan kepemilikan ini mencakup kepemilikan Batu Hitam Perkasa di PT Paiton Energy yang merupakan perusahaan pembangkit listrik yang didirikan pada Februari 1994. Pembangkit ini memulai operasional untuk unit 7 dan 8 pada Mei dan Juli 1999.
Pembangkit ini memiliki kapasitas 615 megawatt. Sementara untuk unit 3 memiliki kapasitas 815 megawatt yang merupakan pembangkit listrik tenaga batu bara yang menggunakan teknologi broiler bersistem supercritical dan mulai beroperasi komersial di Maret 2012.
Tak hanya dari Saratoga, Toba Bara dan Toba Energy juga melakukan akuisisi lebih lanjut terhadap Batu Hitam ini dengan nilai akuisisi ini mencapai US$ 54 juta (Rp 789,11 miliar) yang akan dimiliki secara langsung dan tidak langsung oleh keduanya.
Saham lainnya yang diakuisisi adalah milik Agung Indonesia Mandiri sebesar 83,3% dengan nilai transaksi sebesar Rp 657,59 miliar.
(hps/hps)
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan, aset yang dijual adalah kepemilikan saham di PT Batu Hitam Perkasa. Seluruh kepemilikan ini jumlahnya mencapai 16,7% dengan nilai penjualan total mencapai US$ 9 juta (Rp 130,50 miliar, kurs Rp 14.500/US$).
Penjualan kepemilikan ini mencakup kepemilikan Batu Hitam Perkasa di PT Paiton Energy yang merupakan perusahaan pembangkit listrik yang didirikan pada Februari 1994. Pembangkit ini memulai operasional untuk unit 7 dan 8 pada Mei dan Juli 1999.
Pembangkit ini memiliki kapasitas 615 megawatt. Sementara untuk unit 3 memiliki kapasitas 815 megawatt yang merupakan pembangkit listrik tenaga batu bara yang menggunakan teknologi broiler bersistem supercritical dan mulai beroperasi komersial di Maret 2012.
Tak hanya dari Saratoga, Toba Bara dan Toba Energy juga melakukan akuisisi lebih lanjut terhadap Batu Hitam ini dengan nilai akuisisi ini mencapai US$ 54 juta (Rp 789,11 miliar) yang akan dimiliki secara langsung dan tidak langsung oleh keduanya.
Saham lainnya yang diakuisisi adalah milik Agung Indonesia Mandiri sebesar 83,3% dengan nilai transaksi sebesar Rp 657,59 miliar.
Artikel Selanjutnya
Jika Sandiaga Uno Jual SRTG, Maka ini adalah yang Kelima
(hps/hps)