BI Tahan Bunga Acuan, Dana Asing Keluar dari Bursa Saham

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
20 December 2018 14:36
Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung bergerak pada rentang yang tidak jauh berbeda dengan pergerakan sebelum pengumuman,
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Respons pasar saham domestik terhadap sikap Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan pada level 6%. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung bergerak pada rentang yang tidak jauh berbeda dengan pergerakan sebelum pengumuman, tapi dana asing tercatat keluar setelah pengumuman suku bunga BI.

IHSG memang masih melemah 0,85% di level 6.123,62 tetapi pelemahan tersebut mengecil dari sebelumnya yang sempat terkoreksi 0,98%. Namun jual bersih investor asing tampak bertambah dari Rp 120 miliar menjadi Rp 202 miliar setelah BI mengumumkan suku bunga acuan.

Siang ini BI merilis hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) 19-20 Desember 2018. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate masih bertahan di 6%.

"Rapat Dewan Gubernur BI pada 19-20 Desember 2018 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day RR di 6%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Kamis (20/12/2018).

Sejak awal pembukaan perdagangan hari ini, IHGS sudah berada di zona merah karena sentimen negatif dari kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) yang menaikkan suku bunga acuan.

Pada dini hari tadi, The Fed memutuskan menaikkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps. Lebih lanjut, The Fed memproyeksikan kenaikan sebanyak 2 kali (50 bps) pada tahun depan, turun dari proyeksi sebelumnya yang sebanyak 3 kali (75 bps).

Namun, pelaku pasar sebenarnya mengharapkan The Fed akan lebih berani dalam mengerem normalisasinya. Hingga kemarin sore, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures, probabilitas FFR berada di level 2,25-2,5% (tidak ada kenaikan suku bunga acuan) pada tahun 2019 adalah sebesar 46,7%, naik dari posisi bulan lalu yang hanya sebesar 23,9%.

The Fed masih akan agresif dalam menaikkan tingkat suku bunga acuan terlepas dari diturunkannya proyeksi pertumbuhan ekonomi. Untuk tahun ini, pertumbuhan ekonomi AS diproyeksikan sebesar 3%, turun 10 bps dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 3,1%. Untuk tahun 2019, angkanya diproyeksikan melandai ke level 2,3%, juga lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 2,5%.

Di tengah perang dagang dengan China yang belum benar-benar usai, normalisasi yang kelewat agresif dikhawatirkan akan memukul perekonomian AS lebih dalam dari yang diproyeksikan The Fed.
(hps/wed) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular