
Analisis Teknikal
Jelang Pengumuman Suku Bunga BI, IHSG Turun 0,85%
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
20 December 2018 13:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Era suku bunga tinggi kembali berlanjut, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya 25 basis poin pagi tadi. Ini jadi pemicu koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sementara di tutup melemah 0,85% ke level 6.123.
Sesuai perkiraan pelaku pasar, The Fed benar-benar menaikkan suku bunganya sebanyak 25 basis poin menjadi 2,25-2,5% atau median 2,375%. Bursa wallstreet sendiri berakhir dengan koreksi.
Target median suku bunga the Fed yang tadinya 3,1% juga di ubah menjadi 2,8% pada akhir 2019. Artinya the Fed berencana menaikkan hingga 50 basis poin atau dua kali kenaikan bunga lagi tahun depan.
Dengan kondisi tersebut, pasar saham nampak tertekan. Hal ini dikarenakan instrumen investasi saham kurang optimal di tengah suku bunga tinggi karena cost of fund emiten menjadi bengkak dan mengurangi pendapatan.
Dari sembilan sektor yang ada di bursa, sebanyak tujuh sektor melemah dan hanya dua sektor menguat yaitu sektor agrikultur dan pertambangan. Termasuk di dalamnya sektor keuangan yang terkoreksi 1,15%.
Maklum saja, kenaikan suku bunga the Fed nampaknya akan diikuti kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia yang akan menggelar rapat pukul 14:00 WIB nanti.
Adapun investor asing siang ini kembali melakukan aksi jual nya dengan net sell mencapai Rp 110 miliar. Nilai transaksi perdagangan sendiri cukup ramai hingga mencapai Rp 4,95 triliun.
Lalu, kemana arah IHSG sesi dua akan bergerak? Tim Riset CNBC Indonesia menganalisis arah pergerakannya menggunakan analisis teknikal dengan hasil sebagai berikut:
Secara teknikal, IHSG membentuk pola yang disebut bearish harami. Pola tersebut termasuk ke dalam pola pembalikan (reversal) menuju penurunan, namun demikian sifatnya kurang kuat.
Indeks nampak berfluktuatif, hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak tepat di garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5).
Potensi mengakhiri perdagangan di zona merah cukup besar, namun level 6.100 terlihat akan menjadi penghalang penurunan (support) yang cukup kuat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Baca: The Fed Naikkan Suku Bunga, Ini Jurus Teknikal untuk IHSG
(yam/hps) Next Article Insentif Ditebar, Bisakah IHSG Keluar dari Tekanan di Sesi 2?
Sesuai perkiraan pelaku pasar, The Fed benar-benar menaikkan suku bunganya sebanyak 25 basis poin menjadi 2,25-2,5% atau median 2,375%. Bursa wallstreet sendiri berakhir dengan koreksi.
Target median suku bunga the Fed yang tadinya 3,1% juga di ubah menjadi 2,8% pada akhir 2019. Artinya the Fed berencana menaikkan hingga 50 basis poin atau dua kali kenaikan bunga lagi tahun depan.
Dari sembilan sektor yang ada di bursa, sebanyak tujuh sektor melemah dan hanya dua sektor menguat yaitu sektor agrikultur dan pertambangan. Termasuk di dalamnya sektor keuangan yang terkoreksi 1,15%.
Maklum saja, kenaikan suku bunga the Fed nampaknya akan diikuti kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia yang akan menggelar rapat pukul 14:00 WIB nanti.
Adapun investor asing siang ini kembali melakukan aksi jual nya dengan net sell mencapai Rp 110 miliar. Nilai transaksi perdagangan sendiri cukup ramai hingga mencapai Rp 4,95 triliun.
Lalu, kemana arah IHSG sesi dua akan bergerak? Tim Riset CNBC Indonesia menganalisis arah pergerakannya menggunakan analisis teknikal dengan hasil sebagai berikut:
![]() |
Indeks nampak berfluktuatif, hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak tepat di garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5).
Potensi mengakhiri perdagangan di zona merah cukup besar, namun level 6.100 terlihat akan menjadi penghalang penurunan (support) yang cukup kuat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Baca: The Fed Naikkan Suku Bunga, Ini Jurus Teknikal untuk IHSG
(yam/hps) Next Article Insentif Ditebar, Bisakah IHSG Keluar dari Tekanan di Sesi 2?
Most Popular