
3 Saham Ini Merosot Lebih 3% saat IHSG di Zona Hijau
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
19 December 2018 13:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tiga saham ini merosot lebih 3% pada perdagangan sesi I. Investor tampaknya melepas ketiga saham tersebut setelah naik tinggi.
Harga saham PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) pada perdagangan sesi I tercatat melemah 3,95% ke level Rp 340/saham. Dalam sebulan terakhir saham ini melesat 25%.
Surya Esa Perkasa menyampaikan bisnis perseroan hingga akhir tahun 75% akan disumbangkan dari lini usaha barunya, yakni produsen ammonia. Prediksinya hingga 31 Desember 2018 perusahaan akan mengantongi pendapatan mencapai US$ 150 juta.
Kontribusi penjualan ammonia akan mencapai hingga US$ 100 juta dolar. Pabrik ammonia ini dioperasikan oleh anak usaha perusahaan, yakni PT Panca Amara Utama.
Pabrik baru perseroan tersebut memiliki kapasitas produksi mencapai 700 ribu ton/tahun. Namun karena tingginya permintaan, sejak dioperasikan pada Juli lalu, tingkat utilisasinya mencapai 116% dari kapasitas normal.
Hingga akhir tahun ini produksi perusahaan ditargetkan bisa naik 55 ribu ton menjadi 305 ton dari 250 ribu ton di akhir November lalu.
Sementara itu saham PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK) turun 3,90% ke level Rp 740/saham. LUCK baru tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) 28 November 2018 dengan harga IPO Rp 286/saham atau sudah naik 158,74% sejak IPO.
Perusahaan melepas sebanyak 154,6 juta atau setara dengan 21,6% sahamnya ke publik. Dari aksi ini perusahaan memperoleh dana segar senilai Rp 44,06 miliar.
Dana ini akan digunakan untuk masing-masing yakni 20% untuk sewa tempat, sebesar 50% untuk pembelian aset berupa printer dan sisanya yakni 30% digunakan untuk modal kerja.
Paska go public ini perusahaan berniat melakukan ekspansi ke 15 kota di Indonesia. Aksi ini rencananya akan dilakukan tahun depan.
Sementara itu, PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) turun 3,13% ke level Rp 124/saham. Secara year to date harga saham IKAI tercatat sudah naik 239,73%.
Perseroan baru saja mengeksekusi proses penawaran umum terbatasnya dengan hak memesan efek terlebuh dahulu (HMETD/right issue) di harga pelaksanaan Rp 120/saham. Dengan demikian perusahaan akan mendapatkan dana senilai Rp 463,89 miliar.
Berdasarkan prospektus ringkas yang diterbitkannya, dana tersebut akan digunakan perusahaan untuk membayarkan kewajibannya setelah mengakuisisi perusahaan perhotelan, sesuai dengan rencana perusahaan untuk melakukan perubahan bisnis dari produsen keramik ke usaha properti dan perhotelan.
(hps/dob) Next Article Impor Keramik Dibatasi, Saham IKAI Malah Lompat 12,80%
Surya Esa Perkasa menyampaikan bisnis perseroan hingga akhir tahun 75% akan disumbangkan dari lini usaha barunya, yakni produsen ammonia. Prediksinya hingga 31 Desember 2018 perusahaan akan mengantongi pendapatan mencapai US$ 150 juta.
Pabrik baru perseroan tersebut memiliki kapasitas produksi mencapai 700 ribu ton/tahun. Namun karena tingginya permintaan, sejak dioperasikan pada Juli lalu, tingkat utilisasinya mencapai 116% dari kapasitas normal.
Hingga akhir tahun ini produksi perusahaan ditargetkan bisa naik 55 ribu ton menjadi 305 ton dari 250 ribu ton di akhir November lalu.
Sementara itu saham PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK) turun 3,90% ke level Rp 740/saham. LUCK baru tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) 28 November 2018 dengan harga IPO Rp 286/saham atau sudah naik 158,74% sejak IPO.
Perusahaan melepas sebanyak 154,6 juta atau setara dengan 21,6% sahamnya ke publik. Dari aksi ini perusahaan memperoleh dana segar senilai Rp 44,06 miliar.
Dana ini akan digunakan untuk masing-masing yakni 20% untuk sewa tempat, sebesar 50% untuk pembelian aset berupa printer dan sisanya yakni 30% digunakan untuk modal kerja.
Paska go public ini perusahaan berniat melakukan ekspansi ke 15 kota di Indonesia. Aksi ini rencananya akan dilakukan tahun depan.
Sementara itu, PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) turun 3,13% ke level Rp 124/saham. Secara year to date harga saham IKAI tercatat sudah naik 239,73%.
Perseroan baru saja mengeksekusi proses penawaran umum terbatasnya dengan hak memesan efek terlebuh dahulu (HMETD/right issue) di harga pelaksanaan Rp 120/saham. Dengan demikian perusahaan akan mendapatkan dana senilai Rp 463,89 miliar.
Berdasarkan prospektus ringkas yang diterbitkannya, dana tersebut akan digunakan perusahaan untuk membayarkan kewajibannya setelah mengakuisisi perusahaan perhotelan, sesuai dengan rencana perusahaan untuk melakukan perubahan bisnis dari produsen keramik ke usaha properti dan perhotelan.
(hps/dob) Next Article Impor Keramik Dibatasi, Saham IKAI Malah Lompat 12,80%
Most Popular