
Impor Keramik Dibatasi, Saham IKAI Malah Lompat 12,80%
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
15 August 2018 11:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Intikeramik Alamasri Tbk (IKAI) kembali bergerak liar pada perdagangan pagi ini. Padahal pemerintah membatasi impor keramik untuk meredam gejolak rupiah.
Harga saham IKAI pukul 11.00 WIB harga saham IKAI naik 12,80% ke level Rp 185/saham. Volume perdagangan saham mecapai 76,06 juta saham senilai Rp 13,52 miliar.
Pada 7 Juli 2018, perseroan baru melakukan stock split dengan rasio 1:2. Harga saham perseroan dari Rp 500 menjadi Rp 250 per lembar saham, sedangkan harga saham seri B yang sebelumnya senilai Rp 100 menjadi Rp 50/saham.
Alasan utama perseroan melakukan pemecahan nilai nominal saham untuk meningkatkan basis investor dan likuiditas perdagangan saham perseroan.
IKAI merupakan perusahaan keramik yang berfokus dalam produksi poerselain dan ubin dengan merek Essenza. Perusahaan, telah memasarkan produknya ke pasar domestik dan internasional seperti: Singapura, Thailand, Korea Selatan, Saudi Aarabia, Amerika Serikat, dan Rusia.
Semua kegiatan oprasional, difokuskan di pabrik yang berlokasi di Tangerang dengan menggandeng entitas perusahaannya PT Internusa Keramik Alamasri.
Perseroan awal Maret lalu menyampaikan, berhenti memproduksi keramik kualitas rendah karena biaya produksi yang tidak efisien, dan lebih memilih untuk menjual produk keramik impor. Hal ini dilakukan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan dan berfokus pada jenis keramik premium.
Direktur Utama perusahaan Teuku Johas Raffli mengatakan saat ini perusahaan telah melakukan stabilisasi operasional dengan melakukan impor keramik setelah terjadinya disrupsi beberapa waktu lalu, seperti mahalnya energi yang digunakan untuk produksi.
(hps/roy) Next Article Ini Jadwal Stock Split Intikeramik Alamasri
Harga saham IKAI pukul 11.00 WIB harga saham IKAI naik 12,80% ke level Rp 185/saham. Volume perdagangan saham mecapai 76,06 juta saham senilai Rp 13,52 miliar.
Pada 7 Juli 2018, perseroan baru melakukan stock split dengan rasio 1:2. Harga saham perseroan dari Rp 500 menjadi Rp 250 per lembar saham, sedangkan harga saham seri B yang sebelumnya senilai Rp 100 menjadi Rp 50/saham.
IKAI merupakan perusahaan keramik yang berfokus dalam produksi poerselain dan ubin dengan merek Essenza. Perusahaan, telah memasarkan produknya ke pasar domestik dan internasional seperti: Singapura, Thailand, Korea Selatan, Saudi Aarabia, Amerika Serikat, dan Rusia.
Semua kegiatan oprasional, difokuskan di pabrik yang berlokasi di Tangerang dengan menggandeng entitas perusahaannya PT Internusa Keramik Alamasri.
Perseroan awal Maret lalu menyampaikan, berhenti memproduksi keramik kualitas rendah karena biaya produksi yang tidak efisien, dan lebih memilih untuk menjual produk keramik impor. Hal ini dilakukan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan dan berfokus pada jenis keramik premium.
Direktur Utama perusahaan Teuku Johas Raffli mengatakan saat ini perusahaan telah melakukan stabilisasi operasional dengan melakukan impor keramik setelah terjadinya disrupsi beberapa waktu lalu, seperti mahalnya energi yang digunakan untuk produksi.
Selain itu, belum lama ini perusahaan juga baru saja melakukan restrukturisasi dari utang bank dan utang vendor.
Kenaikan harga saham tesebut bertolak belakang dengan kebijakan pemerintah yang membatasi impor keramik. Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono menegaskan arus impor yang akan ditahan salah satunya adalah barang jadi/konsumsi.
Sigit mengatakan pihaknya telah memonitor barang jadi/konsumsi yang impornya melebihi 20% produksi nasional. Barang-barang ini berpotensi menggerus utilisasi industri nasional dan impornya akan diprioritaskan untuk ditahan.
Dia kemudian menyebutkan empat macam produk industri yakni garmen, keramik, ban, dan plastik sebagai beberapa contoh dari sekitar 500 barang impor yang akan dikendalikan.
"[Contohnya] garmen, keramik, ban, dan produk-produk plastik dari sektor saya," ujar Sigit kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/8/2018) malam.
Kenaikan harga saham tesebut bertolak belakang dengan kebijakan pemerintah yang membatasi impor keramik. Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono menegaskan arus impor yang akan ditahan salah satunya adalah barang jadi/konsumsi.
Sigit mengatakan pihaknya telah memonitor barang jadi/konsumsi yang impornya melebihi 20% produksi nasional. Barang-barang ini berpotensi menggerus utilisasi industri nasional dan impornya akan diprioritaskan untuk ditahan.
Dia kemudian menyebutkan empat macam produk industri yakni garmen, keramik, ban, dan plastik sebagai beberapa contoh dari sekitar 500 barang impor yang akan dikendalikan.
"[Contohnya] garmen, keramik, ban, dan produk-produk plastik dari sektor saya," ujar Sigit kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/8/2018) malam.
(hps/roy) Next Article Ini Jadwal Stock Split Intikeramik Alamasri
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular