Di Kurs Acuan dan Pasar Spot, Rupiah Menguat Hampir 1%

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 December 2018 10:57
Sentimen Ini yang Membuat Rupiah Melesat
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)
Namun tentu ada faktor lain yang membuat rupiah melesat menjadi yang terbaik di Asia. Sepertinya faktor tersebut adalah harga minyak.  

Dini hari tadi, harga minyak jenis brent sempat anjlok di kisaran 5% sementara light sweet jatuh sekitar 7%. Sejak awal Oktober, brent sudah amblas 33,41% dan light sweet ambrol 37,94%. 

 


Sepertinya harga minyak masih akan dalam tren turun. Sebab, seperti yang sudah disinggung sebelumnya, ekonomi dunia akan melambat sehingga permintaan energi akan ikut berkurang. 

Bagi Indonesia, penurunan harga minyak merupakan berkah tiada tara. Sebab, selama ini impor migas begitu membebani neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account).  

Pada Januari-November 2018, neraca perdagangan migas Indonesia mencatat defisit US$ 12,15 miliar. Akibatnya, neraca perdagangan secara keseluruhan menjadi minus US$ 7,51 miliar karena surplus neraca perdagangan non-migas yang sebesar US$ 4,64 tidak mampu menambal. 

Ketika neraca perdagangan defisit, maka transaksi berjalan (yang mencerminkan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa) tentu akan ikut defisit. Tekornya transaksi berjalan membuat rupiah sulit menguat, karena tidak punya modal devisa yang memadai. 

Namun jika harga minyak turun, maka neraca perdagangan (dan transaksi berjalan) juga kemungkinan bisa membaik. Sebab, biaya impor minyak bisa ditekan sehingga tidak banyak devisa yang terbuang.  

Ditopang prospek perbaikan neraca perdagangan dan transaksi berjalan, rupiah pun melaju kencang. Begitu kencang sehingga meninggalkan mata uang Asia lain dengan jarak yang cukup jauh.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular