Banyak Sentimen Negatif tapi Wall Street Mencoba Bangkit

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
19 December 2018 06:29
ndeks-indeks acuan Wall Street mulai pulih, Selasa (18/12/2018), meski terbatas setelah babak belur pada sesi perdagangan sebelumnya.
Foto: Ekspresi Trader di lantai bursa amerika di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 12 November 2018. REUTERS / Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks-indeks acuan Wall Street mulai pulih, Selasa (18/12/2018), meski terbatas setelah babak belur pada sesi perdagangan sebelumnya.

S&P 500 ditutup menguat tipis 0,01% dari posisi terendahnya sepanjang tahun ini menjadi 2.546,16 setelah sempat reli hingga lebih dari 1% dan juga jatuh ke area negatif di sesi perdagangan hari Selasa. Indeks ini sempat menyentuh posisi intraday terendah dalam setahun di 2.528,71 sebelum menanjak naik jelang penutupan perdagangan.


Para pelaku pasar menyebut beberapa alasan pelemahan ini, yaitu meningkatnya kekhawatiran penutupan pemerintahan Amerika Serikat (government shutdown), anjloknya harga minyak, dan kecemasan rencana kenaikan suku bunga bank sentral Federal Reserve akan terlalu jauh, dilansir dari CNBC International.

Dow Jones Industrial Average ditutup naik 82,66 poin atau 0,35% di 23.675,64 setelah sempat melonjak 300 poin. Nasdaq Composite menguat 0,4% menjadi 6.783,91 setelah saham-saham Amazon, Apple, dan Netflix naik. Saham Facebook reli 2,4% sementara induk Google, Alphabet, bertambah 1,7%.

Kabar dari Washington bahwa usulan pendanaan bagi pemerintah ditolak anggota Senat dari Partai Demokrat memicu aksi jual di perdagangan siang hari. Senator Mitch McConnell dari Partai Republik mengajukan anggaran yang di dalamnya termasuk dana untuk pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko dan untuk kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump.

Trump pernah mengancam akan membiarkan shutdown terjadi bila dana pembangunan tembok itu ditolak Demokrat.


Di saat yang sama, saham-saham perusahaan energi berguguran setelah harga minyak anjlok lebih dari 7% hari Selasa. Exxon Mobil anjlok 2,7%, Chevron kehilangan 2,4%, dan ConocoPhillips jatuh 1,9% karena AS dan Rusia terus memompa produksi minyak ke level tertingginya jelang pemangkasan produksi oleh OPEC dan sekutunya.

Pasar juga menantikan hasil rapat The Fed hari Rabu waktu setempat. Pasar memang telah memperkirakan bank sentral AS akan menaikkan lagi suku bungannya namun yang dinantikan adalah proyeksi ekonomi ke depan dan sinyal arah kebijakan pengetatan moneternya saat data-data ekonomi AS mulai melemah.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular