
Perkasa di Kurs Acuan, Rupiah Terbaik Asia di Pasar Spot
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 December 2018 10:41

Situasi ekstenal memang mendukung penguatan rupiah dkk di Asia. Kebetulan dolar AS sedang melemah secara global, terlihat dari Dollar Index (yang mengukur posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,02% pada pukul 10:19 WIB.
Seiring hampir berakhirnya 2018, investor mulai meneropong prospek 2019. Sepertinya The Federal Reserve/The Fed tidak akan terlalu agresif pada 2019, tidak seperti tahun ini yang kemungkinan menaikkan suku bunga acuan sampai empat kali.
Sebab, sepertinya perekonomian AS memang sudah melambat pada 2019. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi AS tumbuh 2,9% tahun ini dan melambat menjadi 2,5% tahun depan.
Oleh karena itu, sebenarnya tujuan pengetatan moneter sudah tercapai yaitu mengerem laju ekonomi untuk menghindari overheating. Kebutuhan untuk menaikkan suku bunga acuan secara agresif sudah semakin mengecil. Sehingga dalam jangka menengah-panjang, dolar AS akan lebih sedikit diminati.
Harga minyak juga mendukung penguatan rupiah. Pada pukul 10:31 WIB, harga minyak jenis brent anjlok 1,28% dan light sweet amblas 1,22%.
Saat harga minyak turun, maka biaya impor juga akan berkurang sehingga defisit migas juga mampu ditekan. Akibatnya, lebih sedikit devisa yang terpakai untuk impor migas sehingga rupiah punya pijakan yang lebih kuat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Seiring hampir berakhirnya 2018, investor mulai meneropong prospek 2019. Sepertinya The Federal Reserve/The Fed tidak akan terlalu agresif pada 2019, tidak seperti tahun ini yang kemungkinan menaikkan suku bunga acuan sampai empat kali.
Sebab, sepertinya perekonomian AS memang sudah melambat pada 2019. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi AS tumbuh 2,9% tahun ini dan melambat menjadi 2,5% tahun depan.
Harga minyak juga mendukung penguatan rupiah. Pada pukul 10:31 WIB, harga minyak jenis brent anjlok 1,28% dan light sweet amblas 1,22%.
Saat harga minyak turun, maka biaya impor juga akan berkurang sehingga defisit migas juga mampu ditekan. Akibatnya, lebih sedikit devisa yang terpakai untuk impor migas sehingga rupiah punya pijakan yang lebih kuat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular