Perkasa di Kurs Acuan, Rupiah Terbaik Asia di Pasar Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 December 2018 10:41
Perkasa di Kurs Acuan, Rupiah Terbaik Asia di Pasar Spot
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs acuan. Di perdagangan pasar spot, rupiah juga perkasa di hadapan greenback. 

Pada Selasa (18/12/2018), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.523. Rupiah menguat 0,64% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Ini merupakan penguatan harian tertinggi sejak 29 November. 

Namun diukur dari awal tahun, rupiah masih melemah 6,35%. Sementara dalam setahun terakhir, rupiah masih anjlok 7,19%. 



Rupiah juga mampu digdaya di pasar spot. Pada pukul 10:10 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.500 di mana rupiah menguat 0,48%. Sebenarnya penguatan rupiah menipis, karena sebelumnya sempat terapresiasi sampai di kisaran 0,5%. 


Meski penguatan rupiah menipis, tetapi masih cukup untuk menjadikan mata uang Tanah Air menjadi yang terkuat di Asia. Sebagian besar mata uang Benua Kuning memang menguat melawan dolar AS, tapi tidak ada yang seperkasa rupiah. 

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 10:13 WIB: 




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Situasi ekstenal memang mendukung penguatan rupiah dkk di Asia. Kebetulan dolar AS sedang melemah secara global, terlihat dari Dollar Index (yang mengukur posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,02% pada pukul 10:19 WIB. 

Seiring hampir berakhirnya 2018, investor mulai meneropong prospek 2019. Sepertinya The Federal Reserve/The Fed tidak akan terlalu agresif pada 2019, tidak seperti tahun ini yang kemungkinan menaikkan suku bunga acuan sampai empat kali. 

Sebab, sepertinya perekonomian AS memang sudah melambat pada 2019. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi AS tumbuh 2,9% tahun ini dan melambat menjadi 2,5% tahun depan.  

Oleh karena itu, sebenarnya tujuan pengetatan moneter sudah tercapai yaitu mengerem laju ekonomi untuk menghindari overheating. Kebutuhan untuk menaikkan suku bunga acuan secara agresif sudah semakin mengecil. Sehingga dalam jangka menengah-panjang, dolar AS akan lebih sedikit diminati. 


Harga minyak juga mendukung penguatan rupiah. Pada pukul 10:31 WIB, harga minyak jenis brent anjlok 1,28% dan light sweet amblas 1,22%. 

Saat harga minyak turun, maka biaya impor juga akan berkurang sehingga defisit migas juga mampu ditekan. Akibatnya, lebih sedikit devisa yang terpakai untuk impor migas sehingga rupiah punya pijakan yang lebih kuat.



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular