
Perlambatan Ekonomi Global Bawa IHSG Anjlok 1%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 December 2018 09:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka melemah 0,54%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diterpa tekanan jual yang kian besar. Pada pukul 09:08 WIB, IHSG sudah anjlok sebesar 1% ke level 6.028,25.
Nasib IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang sebelumnya telah terlebih dulu dibuka di zona merah: indeks Nikkei turun 1,08%, indeks Shanghai turun 0,55%, indeks Hang Seng turun 0,71%, indeks Strait Times turun 1,17%, dan indeks Kospi turun 0,66%.
Ada 2 hal yang membuat pelaku pasar meninggalkan bursa saham kawasan Asia. Pertama, kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi global. Kekhawatiran ini timbul menyusul negatifnya rilis data ekonomi yang ada.
Belum lama ini, pembacaan awal untuk data Manufacturing PMI zona Eropa versi Markit periode Desember diumumkan sebesar 51,4, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 51,9, seperti dilansir dari Trading Economics.
Kemudian di China, produksi industri hanya tumbuh 5,4% YoY pada November, yang merupakan laju terlambat dalam hampir 3 tahun terakhir. Pertumbuhan bulan lalu juga lebih lambat daripada konsensus Reuters sebesar 5,9% YoY.
Penjualan ritel di China juga hanya naik 8,1% YoY pada November, lebih lambat dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,6% sekaligus masih di bawah ekspektasi pasar sebesar 8,8%. Secara historis, capaian itu juga menjadi yang terlambat sejak Mei 2003.
Faktor kedua yang membuat pelaku pasar meninggalkan bursa saham kawasan Asia adalah pidato dari Presiden China Xi Jinping yang saat ini tengah berlangsung. Xi berpidato dalam peringatan 40 tahun dari "reform and opening up."
18 Desember merupakan peringatan dari keberhasilan pemimpin China terdahulu Deng Xiaoping dalam merestrukturisasi ekonomi China. Hal ini dilakukannya dengan mengizinkan pihak individu untuk mempunyai kepemilikan dalam berbagai industri dan membuka akses bagi perusahaan asing terhadap perekonomian China.
Pidato dari Xi akan sangat menentukan hubungan dagang China dengan AS. Seperti yang sudah diketahui, kedua belah pihak sudah menyetujui gencatan senjata selama 90 hari dalam bidang perdagangan. Jika ada nada-nada perpecahan yang dilontarkan Xi dalam pidatonya, maka AS bisa dibuat berang dan perang dagang bisa kembali tereskalasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Dibuka Naik Tipis, IHSG Langsung Putar Balik ke Zona Merah
Nasib IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang sebelumnya telah terlebih dulu dibuka di zona merah: indeks Nikkei turun 1,08%, indeks Shanghai turun 0,55%, indeks Hang Seng turun 0,71%, indeks Strait Times turun 1,17%, dan indeks Kospi turun 0,66%.
Kemudian di China, produksi industri hanya tumbuh 5,4% YoY pada November, yang merupakan laju terlambat dalam hampir 3 tahun terakhir. Pertumbuhan bulan lalu juga lebih lambat daripada konsensus Reuters sebesar 5,9% YoY.
Penjualan ritel di China juga hanya naik 8,1% YoY pada November, lebih lambat dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,6% sekaligus masih di bawah ekspektasi pasar sebesar 8,8%. Secara historis, capaian itu juga menjadi yang terlambat sejak Mei 2003.
Faktor kedua yang membuat pelaku pasar meninggalkan bursa saham kawasan Asia adalah pidato dari Presiden China Xi Jinping yang saat ini tengah berlangsung. Xi berpidato dalam peringatan 40 tahun dari "reform and opening up."
18 Desember merupakan peringatan dari keberhasilan pemimpin China terdahulu Deng Xiaoping dalam merestrukturisasi ekonomi China. Hal ini dilakukannya dengan mengizinkan pihak individu untuk mempunyai kepemilikan dalam berbagai industri dan membuka akses bagi perusahaan asing terhadap perekonomian China.
Pidato dari Xi akan sangat menentukan hubungan dagang China dengan AS. Seperti yang sudah diketahui, kedua belah pihak sudah menyetujui gencatan senjata selama 90 hari dalam bidang perdagangan. Jika ada nada-nada perpecahan yang dilontarkan Xi dalam pidatonya, maka AS bisa dibuat berang dan perang dagang bisa kembali tereskalasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Dibuka Naik Tipis, IHSG Langsung Putar Balik ke Zona Merah
Most Popular