Neraca Dagang Amblas, Pemerintah Siapkan Kebijakan Baru Lagi

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
18 December 2018 08:41
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan tak ragu untuk menyiapkan lagi kebijakan baru untuk memperbaiki kinerja ekspor.
Foto: Menko Perekonomian Darmin Nasution (Humas Kemenko Perekonomian)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan tak ragu untuk menyiapkan lagi kebijakan baru untuk memperbaiki kinerja ekspor Indonesia.

Hal tersebut dikemukakannya merespons kinerja ekspor yang loyo di tengah lonjakan impor sehingga membuat neraca perdagangan di November jatuh paling dalam sepanjang 2018.


"Kami segera susun, sama-sama kementerian lain, terutama perindustrian," tegas Darmin di Jakarta, Senin (17/12/2018).

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan defisit neraca perdagangan November mencapai US$2,05 miliar. Angka tersebut merupakan yang terparah sepanjang 2018 dan tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Nilai ekspor tercatat US$14,83 miliar atau turun 3,28% secara year-on-year (yoy). Sementara itu, data otoritas statistik menunjukkan nilai impor justru mencapai US$16,88 miliar atau naik 11,68% yoy.

Nasib transaksi berjalan pada kuartal IV-2018 pun berada di ujung tanduk. Bisa saja transaksi berjalan kembali mengalami defisit seperti kuartal sebelumnya, mencapai 3,37% dari PDB.

Neraca Dagang Amblas, Pemerintah Siapkan Kebijakan Baru LagiFoto: Infografis/Melihat Jebloknya neraca Dagang indonesia di 2018/Arie Pratama

Hal tersebut tak lepas dari tekornya defisit neraca perdagangan. Kinerja ekspor tidak memuaskan sementara itu impor masih terus melonjak seiring dengan geliat perekonomian nasional.

Pemerintah pun telah melakukan upaya untuk mengatasi masalah utama yang membuat defisit neraca perdagangan jatuh. Salah satunya, pengendalian impor dan meningkatkan ekspor.

Namun, implementasinya belum sesuai harapan. Pengendalian ribuan barang impor sejak dilakukan pada awal September hingga saat ini, baru bisa menurunkan impor barang konsumsi sebesar US$3 juta.

Sementara itu, kewajiban penggunaan B20 pun implementasinya masih terkendala di lapangan. Pagi ini, Selasa (18/12/2018), Darmin pun kembali menggelar rapat monitoring B20.


Kekhawatiran mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu wajar mengingat defisit migas masih menjadi biang kerok defisit neraca perdagangan jatuh lumayan dalam.

"Artinya, kita memang harus segera menggerakan ekspor lain ke depan. Tapi apakah bulan ini bisa? Ya belum. Mungkin bulan-bulan setelahnya," tegasnya.
(prm) Next Article Neraca Dagang 2019 Masih Berdarah-darah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular