The Fed & Hantu Resesi AS Karamkan Wall Street

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
18 December 2018 06:29
Dow Jones dan S&P 500 saat ini menuju kinerja bulan Desember terburuknya sejak Great Depression di 1931.
Foto: Seorang pedagang bekerja sebagai layar menunjukkan data pasar di pasar CMC di London, Inggris, 11 Desember 2018. REUTERS / Simon Dawson
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks-indeks acuan Wall Street babak belur pada perdagangan Senin (17/12/2018) di tengah kekhawatiran investor bahwa rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan bunga acuannya pekan ini bisa jadi terlalu berat bagi perekonomian dan pasar modal.

Indeks S&P 500 sempat anjlok 2,5% ke posisi 2.530,54, melampaui titik terendah intraday di Februari 2.532,69. Indeks ini akhirnya ditutup turun 2,08% di 2.545,94, titik penutupan terendahnya sepanjang tahun ini.


Dow Jones Industrial Average kehilangan 507,53 poin atau 2,11% menjadi 23.592,98 dan telah kehilangan lebih dari 1.000 poin dalam dua hari. Saham Amazon dan Goldman Sachs memimpin pelemahan tersebut.

Saham Goldman rontok 2,7% setelah otoritas Malaysia mengajukan tuntutan pidana terhadap bank tersebut dan dua mantan partner-nya terkait skandal 1MDB.

Dow Jones dan S&P 500 saat ini menuju kinerja bulan Desember terburuknya sejak Great Depression di 1931. Keduanya telah turun lebih dari 7% sepanjang bulan ini, dilansir dari CNBC International.

Nasdaq Composite juga ambruk 2,2% ke posisi 6.753,73 setelah Microsoft anjlok 2,9%.


Cboe Volatility Index, salah satu indeks pengukur gejolak pasar, naik menjadi di atas 25 dan volume saham yang ditransaksikan di pasar lebih tinggi dari biasanya.

Federal Reserve diperkirakan menaikkan suku bunga acuannya untuk kali keempat dan terakhir di 2018 hari Rabu waktu setempat atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Meskipun kecemasan terkait kenaikan suku bunga telah menakuti pasar sepanjang 2018, kekhawatiran tersebut meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena proyeksi inflasi dan pertumbuhan mulai melambat.

Data ekonomi terbaru telah memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi di seluruh dunia. Sentimen para pengembang perumahan jatuh ke level terendahnya sejak Mei 2015 di Desember karena pembeli memutuskan menunda pembelian rumah baru.


Perusahaan manufaktur New York melaporkan bahwa kegiatan bisnis masih meningkat namun lebih lambat daripada yang diperkirakan di Desember.

Beberapa pengusaha, pelaku pasar, dan lembaga keuangan telah memperkirakan ekonomi AS akan melambat di 2019 dan dapat mengalami resesi di 2020.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular