
The Fed Diproyeksi Bakal Naikkan Bunga Bulan Ini, BI Gimana?
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
17 December 2018 15:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi perekonomian global yang penuh ketidakpastian membuat banyak negara emerging market seperti Indonesia harus melakukan langkah antisipasi.
Apalagi, The Fed atau Bank Sentral AS, masih diprediksi akan menaikkan suku bunganya hingga 25 bps di akhir tahun ini. Di tahun depan, The Fed juga diprediksi masih akan menaikkan suku bunganya, meski tidak terlalu 'agresif'.
Proyeksi ini disampaikan oleh Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual dalam talkshow Property Outlook di Auditorium Dhanapala, Kementerian Keuangan RI, Senin (17/12/2018)
"Tahun depan kemungkinan masih ada kenaikan [The Fed] meskipun kelihatanya akan ada backtracking dari semula, banyak yang perkirakan naik 4 sampai 6 kali, ini kemungkinan bactracking ke arah 0 sampai 2 kali kenaikannya. Jadi, bisa saja tidak sama sekali atau naik sekitar 2 kali."
Meskipun demikian, David memprediksi kalau suku bunga Bank Indonesia tidak akan naik di akhir tahun ini. Pasalnya, Bank Indonesia sudah menaikkan suku bunganya hingga 175 bps.
"BI sudah antisipasi dengan menaikkan suku bunga bulan lalu, ahead of the curve. Jadi kemungkinan juga BI hanya akan menahan untuk akhir tahun ini. Tidak akan menaikkan," kata David.
Namun, kenaikan suku bunga BI dimungkinkan terjadi di tahun depan. Hal ini telah disampaikan David di waktu yang berbeda kepada CNBC Indonesia.
"[Kenaikkan suku bungan BI] masih ikutin minimum The Fed, kenaikan mungkin sampai dua kali. Saya pikir masih wajar ya," jelas David melalui sambungan telepon pada Senin lalu, (10/12/2018).
Kenaikkan suku bunga BI menurut David, sebagai upaya untuk menyeimbangkan CAD [current account defisit atau defisit transaksi berjalan], dengan demikian diharapkan nilai rupiah relatif stabil.
"Akhir tahun ini proyeksi saya pergerakannya masih Rp 14.400 - Rp 14.600 sampai akhir tahun, tinggal beberapa hari lagi. Yang penting rupiah jangan terlalu bergerak signifikan," tutup David.
(dru) Next Article 'Powell Ranger Effect', BI Yakin Dana Asing Balik ke RI
Apalagi, The Fed atau Bank Sentral AS, masih diprediksi akan menaikkan suku bunganya hingga 25 bps di akhir tahun ini. Di tahun depan, The Fed juga diprediksi masih akan menaikkan suku bunganya, meski tidak terlalu 'agresif'.
Proyeksi ini disampaikan oleh Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual dalam talkshow Property Outlook di Auditorium Dhanapala, Kementerian Keuangan RI, Senin (17/12/2018)
Meskipun demikian, David memprediksi kalau suku bunga Bank Indonesia tidak akan naik di akhir tahun ini. Pasalnya, Bank Indonesia sudah menaikkan suku bunganya hingga 175 bps.
"BI sudah antisipasi dengan menaikkan suku bunga bulan lalu, ahead of the curve. Jadi kemungkinan juga BI hanya akan menahan untuk akhir tahun ini. Tidak akan menaikkan," kata David.
Namun, kenaikan suku bunga BI dimungkinkan terjadi di tahun depan. Hal ini telah disampaikan David di waktu yang berbeda kepada CNBC Indonesia.
"[Kenaikkan suku bungan BI] masih ikutin minimum The Fed, kenaikan mungkin sampai dua kali. Saya pikir masih wajar ya," jelas David melalui sambungan telepon pada Senin lalu, (10/12/2018).
Kenaikkan suku bunga BI menurut David, sebagai upaya untuk menyeimbangkan CAD [current account defisit atau defisit transaksi berjalan], dengan demikian diharapkan nilai rupiah relatif stabil.
"Akhir tahun ini proyeksi saya pergerakannya masih Rp 14.400 - Rp 14.600 sampai akhir tahun, tinggal beberapa hari lagi. Yang penting rupiah jangan terlalu bergerak signifikan," tutup David.
(dru) Next Article 'Powell Ranger Effect', BI Yakin Dana Asing Balik ke RI
Most Popular