
Sri Mulyani Sebut 2019 Banyak Warning, Apa Saja?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 December 2018 14:51

Hal yang akan lebih membuat bingung lagi adalah perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit). London akan resmi bercerai dengan Brussel pada 29 Maret 2019, tetapi sampai sekarang prosesnya bukannya membaik malah semakin runyam.
Alotnya pembahasan membuat Inggris berpotensi menerima No Deal Brexit alias tidak mendapatkan kompensasi apa pun. Ini tentu sangat merugikan bagi Negeri Ratu Elizabeth.
Kajian Bank Sentral Inggris (BoE) menyebutkan bahwa ekonomi Inggris berpotensi terkontraksi alias minus 8% jika No Deal Brexit terjadi. Lebih parah ketimbang saat krisis keuangan global 10 tahun lalu, yaitu minus 6,25%.
Ini tentu menambah hasrat investor untuk mengoleksi dolar AS. Dalam kondisi yang tidak pasti, cash is king dan mata uang yang dipilih sudah barang tentu greenback.
Belum lagi ada hubungan dagang AS-China. Benar bahwa saat ini Washington-Beijing sedang mesra. Namun damai dagang di antara keduanya belum terjadi.
Masih ada risiko relasi AS-China kembali memanas dan perang bea masuk terjadi lagi. Jika dua kekuatan ekonomi terbesar di bumi saling hambat perdagangan, maka arus perdagangan dan rantai pasok (supply chain) akan terganggu. Hasilnya adalah perekonomian dunia melambat.
Well, memang benar kata Sri Mulyani bahwa 2019 tidak akan kalah menantang dari 2018. Lolos dari mulut singa, kita harus bersiap masuk ke mulut buaya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Alotnya pembahasan membuat Inggris berpotensi menerima No Deal Brexit alias tidak mendapatkan kompensasi apa pun. Ini tentu sangat merugikan bagi Negeri Ratu Elizabeth.
Kajian Bank Sentral Inggris (BoE) menyebutkan bahwa ekonomi Inggris berpotensi terkontraksi alias minus 8% jika No Deal Brexit terjadi. Lebih parah ketimbang saat krisis keuangan global 10 tahun lalu, yaitu minus 6,25%.
Belum lagi ada hubungan dagang AS-China. Benar bahwa saat ini Washington-Beijing sedang mesra. Namun damai dagang di antara keduanya belum terjadi.
Masih ada risiko relasi AS-China kembali memanas dan perang bea masuk terjadi lagi. Jika dua kekuatan ekonomi terbesar di bumi saling hambat perdagangan, maka arus perdagangan dan rantai pasok (supply chain) akan terganggu. Hasilnya adalah perekonomian dunia melambat.
Well, memang benar kata Sri Mulyani bahwa 2019 tidak akan kalah menantang dari 2018. Lolos dari mulut singa, kita harus bersiap masuk ke mulut buaya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular