
Hingga Tengah Hari, IHSG Jadi yang Terburuk Kedua di Asia
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 December 2018 12:50

Pelemahan IHSG paling banyak disumbang oleh sektor barang konsumsi yang terkoreksi hingga 0,89%. Saham-saham barang konsumsi yang banyak dilepas investor diantaranya: PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (-3,48%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-2,02%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-1,07%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-0,77%), dan PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-0,17%).
Investor asing terpantau cukup gencar melepas saham-saham barang konsumsi. Saham GGRM dilepas senilai Rp 12,48 miliar, KLBF Rp 4,84 miliar, dan INDF Rp 3,03 miliar.
Pelaku pasar ‘menghukum’ saham-saham barang konsumsi seiring dengan rilis Survei Penjualan Eceran periode Oktober 2018 oleh Bank Indonesia kemarin (10/12/2018). Pada bulan Oktober, Indeks Penjualan Riil (IPR) tercatat tumbuh sebesar 2,9% YoY, melambat ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 4,8% YoY. Alhasil, sudah dua bulan berturut-turut pertumbuhan penjualan ritel di Indonesia mengalami perlambatan.
Melihat datanya lebih dalam, salah satu pos yang mengalami tekanan signifikan adalah makanan, minuman & tembakau. Pada bulan September, pertumbuhan penjualan dari pos ini adalah sebesar 6,1% YoY. Pada bulan Oktober, nilainya anjlok menjadi 3,3% saja.
Memasuki bulan November, situasinya nampak akan membaik. Angka sementara untuk pertumbuhan IPR periode November adalah sebesar 3,4% YoY, membaik dari capaian bulan Oktober. Capaian tersebut juga mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,5% YoY.
Kehadiran musim liburan pada penghujung tahun menjadi faktor yang mendongkrak penjualan ritel di tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Investor asing terpantau cukup gencar melepas saham-saham barang konsumsi. Saham GGRM dilepas senilai Rp 12,48 miliar, KLBF Rp 4,84 miliar, dan INDF Rp 3,03 miliar.
Pelaku pasar ‘menghukum’ saham-saham barang konsumsi seiring dengan rilis Survei Penjualan Eceran periode Oktober 2018 oleh Bank Indonesia kemarin (10/12/2018). Pada bulan Oktober, Indeks Penjualan Riil (IPR) tercatat tumbuh sebesar 2,9% YoY, melambat ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 4,8% YoY. Alhasil, sudah dua bulan berturut-turut pertumbuhan penjualan ritel di Indonesia mengalami perlambatan.
Memasuki bulan November, situasinya nampak akan membaik. Angka sementara untuk pertumbuhan IPR periode November adalah sebesar 3,4% YoY, membaik dari capaian bulan Oktober. Capaian tersebut juga mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,5% YoY.
Kehadiran musim liburan pada penghujung tahun menjadi faktor yang mendongkrak penjualan ritel di tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Pages
Most Popular