Kena Karma, Rupiah KO Lawan Mata Uang Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 December 2018 12:40
Kena Karma, Rupiah KO Lawan Mata Uang Asia
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Namun ternyata rupiah juga tidak berdaya di hadapan mata uang Asia lainnya. 

Pada Selasa (11/12/2018) pukul 12:01 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.635. Rupiah melemah 0,58% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Sejak pembukaan pasar spot, rupiah sudah melemah. Seiring perjalanan pasar, depresiasi rupiah semakin dalam. 


Padahal sebagian besar mata uang Asia mampu menguat di hadapan dolar AS. Dengan pelemahan 0,58%, rupiah memantapkan posisi sebagai mata uang terlemah di Asia. 


Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Benua Kuning pada pukul 12:03 WIB: 

 

Derita rupiah kian bertambah, karena mata uang Tanah Air juga tidak bertaring di Asia. Berikut perkembangan kurs mata uang Asia terhadao rupiah pada pukul 12:18 WIB: 

 

Bahkan di hadapan rupee India, rupiah melemah di kisaran 1%. Awalnya investor cemas akibat pengunduran diri Gubernur Bank Sentral India (RBI) Urjit Patel akibat 'alasan personal'.

Patel diketahui bersitegang dengan Perdana Menteri Narendra Modi, karena pemerintah ingin agar RBI memberi kelonggaran kepada perbankan untuk memberikan kredit meski sedang kekurangan modal. Modi juga ingin agar surplus anggaran RBI dialokasikan sebagian untuk menutup defisit anggaran. 

Namun, mengutip Reuters, Dewan Gubernur RBI menegaskan bahwa bank sentral tidak tergantung kepada individu tertentu. Institusi RBI juga dinilai masih mampu untuk mendorong mekanisme pasar dan perekonomian secara keseluruhan. 

Perkembangan ini sedikit banyak membuat pelaku pasar lega. Rupee pun terangkat karena komitmen RBI mendapat apresiasi. 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Secara umum, pelemahan rupiah disebabkan oleh harga minyak yang masih merangkak naik. Pada pukul 12:19 WIB, harga minyak jenis brent naik 0,31% sementara light sweet bertambah 0,27%. Harga si emas hitam mulai membaik setelah sempat anjlok sekitar 20% dalam sebulan. 


Bagi Indonesia, kenaikan harga minyak adalah berita buruk. Sebagai negara net importir migas, kenaikan harga minyak akan membuat beban impor kian membengkak. Akibatnya defisit transaksi transaksi berjalan menjadi semakin menganga dan rupiah kehilangan pijakan untuk menguat. 

Selain itu, sepertinya aksi ambil untung (profit taking) juga kental mewarnai pelemahan rupiah. Meski hari ini melemah, tetapi rupiah masih terapresiasi 0,53% di hadapan yen Jepang. 

Kemudian terhadap yuan China, rupiah menguat 0,31% dalam periode yang sama. Lalu melawan won Korea Selatan, rupiah juga masih menguat dalam besaran yang sama yaitu 0,31%. Sementara di hadapan rupee, rupiah masih menguat 0,3%.  

Di level ASEAN, rupiah masih menguat 0,98% di hadapan ringgit Malaysia. Melawan dolar Singapura, rupiah menguat 0,29%. 

Jadi sepertinya memang sedikit terkena karma. Gara-gara sebelumnya menguat begitu tajam, rupiah kini merasakan 'hukuman' dari pasar. 


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular