
Analisis Teknikal
Melemah 0,25%, IHSG Paling Beruntung se-Asia Pasifik
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
10 December 2018 18:29

Jakarta,CNBC Indonesia - Mengawali pekan dengan pelemahan bukan berarti kinerja IHSG hari ini buruk. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah 0,24% di level 6.111, justru menjadi juara se Asia Pasifik, Senin (10/12/2018).
Mayoritas bursa utama Asia mengakhiri perdagangan lebih rendah awal pekan ini. Nikkei anjlok 2,12%, indeks Shanghai turun 0,82%, indeks Hang Seng tergelincir 1,19%, indeks Strait Times terpeleset 1,14%, dan indeks Kospi jatuh 1,06%, ASX juga anjlok 2,26%.
Entah apa yang membuat IHSG masih bertahan, padahal investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 1,05 triliun di semua pasar. Sejak awal tahun, asing tercatat masih membukukan net sell cukup dalam senilai Rp 47,4 triliun.
Ternyata, hal ini dipengaruhi dinamika sektoral yang menguat sesi II. Sektor konsumer yang terkoreksi 12,51% hingga tahun berjalan, mengikis pelemahannya menjadi 0,23% dari pelemahan terendahnya 0,55% hari ini.
Adanya sentimen negatif dari pengumuman Bank Indonesia (BI) mengenai data penjualan ritel yang melemah, nampaknya telah diantisipasi oleh pelaku pasar. Pada pukul 16:00 WIB BI mengumumkan penjualan ritel Oktober sebesar 2,9%, lebih rendah dari periode sebelumnya 4,8%.
Sektor infrastruktur yang berbalik menguat pada akhir perdagangan juga membantu pengikisan pelemahan pada IHSG. Sempat melemah 1,29%, sektor infrastruktur menguat dan hanya terkoreksi 0,1%, seiring dengan saham TLKM yang menguat 0,27%.
Sektor terakhir yang mendorong IHSG menipiskan pelemahan adalah industri dasar yang menguat 0,19%, dari pelemahan terendah nya yakni 0,98%.
Secara pergerakan, level 6.100 menjadi penopang penurunan IHSG yang cukup kuat untuk di uji. Hingga tahun berjalan IHSG masih terkoreksi 3,84%, masih ada 244 poin lagi yang harus dikejar untuk melewati posisi akhir tahun 2017.
Dalam jangka pendek, indeks memang rawan terkoreksi mengingat terbentuknya pola hanging man, yang memberikan sinyal penurunan.
Mengacu pada indikator rerata pergerakan selama lima hari (moving average/MA), indeks cenderung tertekan mengingat posisinya bergerak di bawah MA5.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(yam/hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Mayoritas bursa utama Asia mengakhiri perdagangan lebih rendah awal pekan ini. Nikkei anjlok 2,12%, indeks Shanghai turun 0,82%, indeks Hang Seng tergelincir 1,19%, indeks Strait Times terpeleset 1,14%, dan indeks Kospi jatuh 1,06%, ASX juga anjlok 2,26%.
Entah apa yang membuat IHSG masih bertahan, padahal investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 1,05 triliun di semua pasar. Sejak awal tahun, asing tercatat masih membukukan net sell cukup dalam senilai Rp 47,4 triliun.
Adanya sentimen negatif dari pengumuman Bank Indonesia (BI) mengenai data penjualan ritel yang melemah, nampaknya telah diantisipasi oleh pelaku pasar. Pada pukul 16:00 WIB BI mengumumkan penjualan ritel Oktober sebesar 2,9%, lebih rendah dari periode sebelumnya 4,8%.
Sektor infrastruktur yang berbalik menguat pada akhir perdagangan juga membantu pengikisan pelemahan pada IHSG. Sempat melemah 1,29%, sektor infrastruktur menguat dan hanya terkoreksi 0,1%, seiring dengan saham TLKM yang menguat 0,27%.
Sektor terakhir yang mendorong IHSG menipiskan pelemahan adalah industri dasar yang menguat 0,19%, dari pelemahan terendah nya yakni 0,98%.
Secara pergerakan, level 6.100 menjadi penopang penurunan IHSG yang cukup kuat untuk di uji. Hingga tahun berjalan IHSG masih terkoreksi 3,84%, masih ada 244 poin lagi yang harus dikejar untuk melewati posisi akhir tahun 2017.
![]() |
Dalam jangka pendek, indeks memang rawan terkoreksi mengingat terbentuknya pola hanging man, yang memberikan sinyal penurunan.
Mengacu pada indikator rerata pergerakan selama lima hari (moving average/MA), indeks cenderung tertekan mengingat posisinya bergerak di bawah MA5.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(yam/hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular