
Permintaan Lemah, Ekspor-Impor China Melambat
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
10 December 2018 08:50

Jakarta, CNBC Indonesia - China melaporkan kinerja ekspor dan impor di November yang jauh lebih lemah dari yang diharapkan. Ini menunjukkan permintaan global dan domestik yang lebih lambat dan meningkatkan kemungkinan otoritas akan mengambil langkah lebih untuk menjaga laju pertumbuhan negara agar tidak semakin terpuruk.
Ekspor Negeri Tirai Bambu di November hanya naik 5,4% dari tahun sebelumnya, menurut data kepabeanan China, Sabtu (08/12/2018). Ini adalah kinerja terlemah sejak pertumbuhan negatif 3% pada Maret, dan jauh di bawah perkiraan 10% dalam polling Reuters.
Analis mengatakan data ekspor menunjukkan bahwa dampak "front-loading" dari berbagai perusahaan jelang kenaikan tarif impor Amerika Serikat (AS) memudar dan pertumbuhan ekspor cenderung melambat lebih lanjut karena permintaan melemah.
Data pabean menunjukkan bahwa pertumbuhan tahunan untuk ekspor ke semua mitra utama China melambat secara signifikan. Ekspor ke Amerika Serikat naik 9,8% pada November dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan 13,2 persen pada Oktober, dikutip dari Reuters.
Untuk Uni Eropa, pengiriman meningkat 6,0% dibandingkan dengan 14,6% di Oktober. Ekspor ke Korea Selatan turun dari tahun sebelumnya, sedangkan pada Oktober nilainya naik 7,7%.
Pertumbuhan impor paling lambat sejak 2016
Pertumbuhan impor tercatat 3%, paling lambat sejak Oktober 2016, dan jauh di bawah konsensus pasar 14,5%.
Impor bijih besi turun untuk kedua kalinya yang mencerminkan berkurangnya permintaan restocking di pabrik baja karena margin keuntungan yang sempit.
"Melambatnya impor dan ekspor sedang terjadi cepat," kata Wang Jun, kepala ekonom Zhongyuan Bank di Beijing. Impor yang lesu "menunjukkan kemunduran yang relatif signifikan dalam permintaan domestik", tambahnya, dilansir dari Reuters, Senin (10/12/2018).
Dalam beberapa bulan terakhir, ekspor China telah tumbuh dengan kuat, yang menurut para ekonom mencerminkan front loading kargo sebelum rencana kenaikan tarif impor AS terhadap barang China yang sekarang ditunda.
Sementara itu, surplus perdagangan China dengan Amerika Serikat di November menyentuh rekor US$35,55 miliar. Surplus Oktober adalah US$31,78 miliar.
Tetapi impor Cina dari AS pada November turun 25% dari tahun sebelumnya, sementara penurunan tahunan pada Oktober hanya 1,8%.
Untuk perdagangan dengan semua negara, surplus China adalah US$44,74 miliar untuk November, dibandingkan dengan perkiraan US$34 miliar dan surplus Oktober sebesar US$34,02 miliar.
Pada hari Kamis, AS melaporkan bahwa defisit perdagangan globalnya pada Oktober melonjak ke 10 tahun tertinggi, dan bahwa defisit dengan China melonjak 7,1% ke rekor US$43,1 miliar.
(prm) Next Article Mengejutkan, Ekspor China Rontok 4% Lebih di Desember
Ekspor Negeri Tirai Bambu di November hanya naik 5,4% dari tahun sebelumnya, menurut data kepabeanan China, Sabtu (08/12/2018). Ini adalah kinerja terlemah sejak pertumbuhan negatif 3% pada Maret, dan jauh di bawah perkiraan 10% dalam polling Reuters.
Analis mengatakan data ekspor menunjukkan bahwa dampak "front-loading" dari berbagai perusahaan jelang kenaikan tarif impor Amerika Serikat (AS) memudar dan pertumbuhan ekspor cenderung melambat lebih lanjut karena permintaan melemah.
Untuk Uni Eropa, pengiriman meningkat 6,0% dibandingkan dengan 14,6% di Oktober. Ekspor ke Korea Selatan turun dari tahun sebelumnya, sedangkan pada Oktober nilainya naik 7,7%.
Pertumbuhan impor paling lambat sejak 2016
Pertumbuhan impor tercatat 3%, paling lambat sejak Oktober 2016, dan jauh di bawah konsensus pasar 14,5%.
Impor bijih besi turun untuk kedua kalinya yang mencerminkan berkurangnya permintaan restocking di pabrik baja karena margin keuntungan yang sempit.
![]() |
"Melambatnya impor dan ekspor sedang terjadi cepat," kata Wang Jun, kepala ekonom Zhongyuan Bank di Beijing. Impor yang lesu "menunjukkan kemunduran yang relatif signifikan dalam permintaan domestik", tambahnya, dilansir dari Reuters, Senin (10/12/2018).
Dalam beberapa bulan terakhir, ekspor China telah tumbuh dengan kuat, yang menurut para ekonom mencerminkan front loading kargo sebelum rencana kenaikan tarif impor AS terhadap barang China yang sekarang ditunda.
Sementara itu, surplus perdagangan China dengan Amerika Serikat di November menyentuh rekor US$35,55 miliar. Surplus Oktober adalah US$31,78 miliar.
Tetapi impor Cina dari AS pada November turun 25% dari tahun sebelumnya, sementara penurunan tahunan pada Oktober hanya 1,8%.
Untuk perdagangan dengan semua negara, surplus China adalah US$44,74 miliar untuk November, dibandingkan dengan perkiraan US$34 miliar dan surplus Oktober sebesar US$34,02 miliar.
Pada hari Kamis, AS melaporkan bahwa defisit perdagangan globalnya pada Oktober melonjak ke 10 tahun tertinggi, dan bahwa defisit dengan China melonjak 7,1% ke rekor US$43,1 miliar.
(prm) Next Article Mengejutkan, Ekspor China Rontok 4% Lebih di Desember
Most Popular