Analisis Teknikal
Akhir Pertandingan yang Indah, IHSG Menutup Pekan Naik 0,17%
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
07 December 2018 16:46
Jakarta,CNBC Indonesia - Mengekor bursa utama Asia yang mengakhiri pekan dengan penguatan, Jumat (7/12/2018). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mampu menguat 0,17% dengan berada di level 6.126.
Sebelum pasca perdagangan ditutup, indeks masih menguat 0,3%, namun investor asing yang menambah penjualan di saham berbasis keuangan semakin menekan IHSG.
Asing mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp 538 miliar di semua pasar. Hingga tahun berjalan (ytd) asing masih tercatat net sell Rp 45,9 Triliun di semua pasar.
Sementara sektor yang paling bergairah hari ini adalah properti, industri perumahan dan industri konstruksi kompak menguat dan mengangkat indeks sektor properti menguat hiingga 1,99%.
Aura dovish dari the Fed yang cenderung kalem menaikan suku bunganya direspon positif oleh industri tersebut. Pasar berekspektasi bahwa BI cenderung tidak akan kembali menaikan suku bunganya karena the Fed saja masih pikir-pikir.
Apalagi harga minyak mentah jenis Brent yang kembali terjun di bawah 60, menjadikan sentimen positif bagi rupiah karena kebutuhan dolar untuk importasi minyak mentah jadi lebih sedikit.
Dilihat dari pergerakannya, IHSG kembali ke posisi dibawah rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5), hal ini mengindikasikan bahwa IHSG masih cenderung berfluktuasi dengan potensi koreksi dalam jangka pendek.
Secara grafik, pola yang terbentuh hari ini lilin putih pendek (short white candle), yang menggambarkan potensi penguatan, namun kurang kuat.
Indeks gabungan masih menyisakan tiga pekan lagi untuk menutup tahun 2018. Secara tren jangka menengah, indeks masih dalam periode penguatan dengan bergerak di atas MA60.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Insentif Ditebar, Bisakah IHSG Keluar dari Tekanan di Sesi 2?
Sebelum pasca perdagangan ditutup, indeks masih menguat 0,3%, namun investor asing yang menambah penjualan di saham berbasis keuangan semakin menekan IHSG.
Asing mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp 538 miliar di semua pasar. Hingga tahun berjalan (ytd) asing masih tercatat net sell Rp 45,9 Triliun di semua pasar.
Aura dovish dari the Fed yang cenderung kalem menaikan suku bunganya direspon positif oleh industri tersebut. Pasar berekspektasi bahwa BI cenderung tidak akan kembali menaikan suku bunganya karena the Fed saja masih pikir-pikir.
Apalagi harga minyak mentah jenis Brent yang kembali terjun di bawah 60, menjadikan sentimen positif bagi rupiah karena kebutuhan dolar untuk importasi minyak mentah jadi lebih sedikit.
Dilihat dari pergerakannya, IHSG kembali ke posisi dibawah rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5), hal ini mengindikasikan bahwa IHSG masih cenderung berfluktuasi dengan potensi koreksi dalam jangka pendek.
 Sumber: Revinitif |
Indeks gabungan masih menyisakan tiga pekan lagi untuk menutup tahun 2018. Secara tren jangka menengah, indeks masih dalam periode penguatan dengan bergerak di atas MA60.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Insentif Ditebar, Bisakah IHSG Keluar dari Tekanan di Sesi 2?
Most Popular