
Rupiah, IKK, & Cadev Positif, IHSG Berakhir Perkasa
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 December 2018 16:54

IHSG sempat tak bisa memanfaatkan momentum seiring dengan pelemahan rupiah. Pada pagi hari tadi, rupiah melemah di pasar spot walaupun tipis saja yakni sebesar 0,07%.
Seiring berjalannya waktu, rupiah bisa membalikkan keadaan. Hingga sore hari, rupiah menguat sebesar 0,34% ke level Rp 14.465/dolar AS.
Selain karena indikasi bahwa The Federal Reserve makin ragu-ragu dalam mengeksekusi rencana kenaikan suku bunga acuannya, performa rupiah juga tertolong oleh rilis data cadangan devisa.
Bank Indonesia (BI) mengumumkan posisi cadangan devisa per akhir bulan lalu sebesar US$ 117,2 miliar, naik US$ 2 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya US$ 115,2 miliar.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," jelas BI dalam keterangannya seperti dikutip Jumat (7/12/2018).
Memang, aliran modal asing mengalir deras ke pasar saham tanah air sepanjang bulan lalu. Pada periode 29 Oktober-30 November, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 11,25 triliun di pasar saham Indonesia.
Sementara di pasar obligasi, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 36,27 triliun sepanjang bulan lalu.
Dengan cadangan devisa yang lebih tinggi, BI menjadi memiliki amunisi yang lebih banyak untuk menstabilkan rupiah kala tekanan datang, baik dari sisi domestik maupun eksternal.
Sebagai informasi, dalam 2 bulan terakhir cadangan devisa selalu membukukan kenaikan. (ank/hps)
Seiring berjalannya waktu, rupiah bisa membalikkan keadaan. Hingga sore hari, rupiah menguat sebesar 0,34% ke level Rp 14.465/dolar AS.
Selain karena indikasi bahwa The Federal Reserve makin ragu-ragu dalam mengeksekusi rencana kenaikan suku bunga acuannya, performa rupiah juga tertolong oleh rilis data cadangan devisa.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," jelas BI dalam keterangannya seperti dikutip Jumat (7/12/2018).
Memang, aliran modal asing mengalir deras ke pasar saham tanah air sepanjang bulan lalu. Pada periode 29 Oktober-30 November, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 11,25 triliun di pasar saham Indonesia.
Sementara di pasar obligasi, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 36,27 triliun sepanjang bulan lalu.
Dengan cadangan devisa yang lebih tinggi, BI menjadi memiliki amunisi yang lebih banyak untuk menstabilkan rupiah kala tekanan datang, baik dari sisi domestik maupun eksternal.
Sebagai informasi, dalam 2 bulan terakhir cadangan devisa selalu membukukan kenaikan. (ank/hps)
Next Page
Sektor Properti Melesat 2,32%
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular