Sudah Ditolong Rilis Data Ekonomi, Bursa Asia Tetap Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 December 2018 18:08
Bursa saham utama kawasan Asia kompak ditutup di zona merah untuk mengakhiri perdagangan hari ini.
Foto: REUTERS/Stringer
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia kompak ditutup di zona merah untuk mengakhiri perdagangan hari ini: indeks Nikkei turun 0,53%, indeks Shanghai melemah 0,61%, indeks Hang Seng anjlok 1,62%, indeks Straits Times melemah 0,37%, dan indeks Kospi terpangkas 0,62%.

Ketakutan akan datangnya resesi di AS membuat instrumen berisiko seperti saham kehilangan peminat. Persepsi ini datang seiring dengan pergerakan imbal hasil (yield) obligasi terbitan pemerintah AS.

Pada penutupan perdagangan hari Selasa (4/12/2018), yield obligasi pemerintah AS tenor 2 tahun berada di level 2,811% dan tenor 3 tahun berada di level 2,819%, lebih tinggi dibandingkan tenor 5 tahun yang sebesar 2,799%.

Fenomena yang disebut dengan yield curve inversion ini mengindikasikan adanya tekanan yang signifikan dalam perekonomian AS dalam waktu dekat, sehingga investor meminta yield lebih tinggi untuk obligasi bertenor pendek.

"Ada kekhawatiran karena terjadi inverted yield. Sebab, ini merupakan tanda-tanda awal terjadinya resesi," tegas Chuck Carlson, CEO Horizon Investment Services yang berbasis di Indiana, mengutip Reuters.

Sebagai informasi, resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan yang berlangsung selama lebih dari beberapa bulan, seperti dilansir dari Investopedia. Sebuah perekonomian bisa dikatakan menglami resesi jika pertumbuhan ekonominya negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Namun menurut kami, peluang ekonomi AS untuk jatuh ke dalam jurang resesi masih terbilang kecil. Laju perekonomian disana masih panas. Pada kuartal-III 2018, perekonomian AS tumbuh sebesar 3,5% (QoQ annualized).

Sentimen negatif dari AS tersebut berhasil mengalahkan sentimen positif yang datang dari rilis data ekonomi di kawasan regional. Pada hari ini, Nikkei Manufacturing PMI Singapura periode November 2018 diumumkan di level 53,8, lebih tinggi dibandingkan capaian bulan sebelumnya yang sebesar 52,6.

Kemudian di China, Caixin Composite PMI periode November 2018 diumumkan di level 51,9, mengalahkan capaian bulan sebelumnya yang sebesar 50,5. Caixin Service PMI periode yang sama diumumkan di level 53,8, juga mengalahkan capaian bulan sebelumnya yang sebesar 50,8.

Beralih ke Korea Selatan, posisi cadangan devisa per akhir November 2018 diumumkan sebanyak US$ 402,99 miliar, lebih tinggi dari capaian per akhir Oktober 2018 yang sebesar US$ 402,75 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]



(ank/roy) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular