
Darmin: Dolar Bisa ke Rp 13.000
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
05 December 2018 17:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menilai nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih berpotensi menguat. Penilaian itu sejalan dengan perkembangan terkini perekonomian global dan nasional, terutama sejak 30 Oktober 2018.
Menurut dia, aliran modal alias capital inflow mulai tampak pada kurun waktu itu. Sepekan berselang, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan. Setelah itu, pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi XVI.
"Sekarang kurs Rp 14.200-Rp 14.300. Ada yang bilang fundamental Rp 14.100, Rp 14.200. Saya duga dia akan masih bisa tumbuh ke Rp 13.000. Kalau didorong dengan baik, walaupun tidak, bisa Rp 13.500. Harusnya sudah di sekitar Rp 13.700-Rp 13.800," ujar Darmin di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Rabu (5/12/2018).
Menurut dia, pekerjaan rumah Indonesia ke depan adalah defisit transaksi berjalan (CAD). CAD telah mendorong aliran modal keluar. Itulah yang terjadi dari Januari sampai Oktober 2018.
"Nah CAD harus diselesaikan Kita tahu itu menengah panjang. Yang pendek gimana mendorong capital flow masuk, inflasi oke, dan lain-lain karena itu basis confidence. Maka yang harus dilakukan BI naikan bunga, kemudian kita bikin paket," kata Darmin.
(miq/miq) Next Article Gara-Gara Pernyataan The Fed, Rupiah Melemah
Menurut dia, aliran modal alias capital inflow mulai tampak pada kurun waktu itu. Sepekan berselang, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan. Setelah itu, pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi XVI.
"Sekarang kurs Rp 14.200-Rp 14.300. Ada yang bilang fundamental Rp 14.100, Rp 14.200. Saya duga dia akan masih bisa tumbuh ke Rp 13.000. Kalau didorong dengan baik, walaupun tidak, bisa Rp 13.500. Harusnya sudah di sekitar Rp 13.700-Rp 13.800," ujar Darmin di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Rabu (5/12/2018).
Menurut dia, pekerjaan rumah Indonesia ke depan adalah defisit transaksi berjalan (CAD). CAD telah mendorong aliran modal keluar. Itulah yang terjadi dari Januari sampai Oktober 2018.
"Nah CAD harus diselesaikan Kita tahu itu menengah panjang. Yang pendek gimana mendorong capital flow masuk, inflasi oke, dan lain-lain karena itu basis confidence. Maka yang harus dilakukan BI naikan bunga, kemudian kita bikin paket," kata Darmin.
![]() |
(miq/miq) Next Article Gara-Gara Pernyataan The Fed, Rupiah Melemah
Most Popular