
Sri Mulyani Proyeksikan Yield Surat Utang Masih Naik di 2019
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
04 December 2018 12:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan tekanan terhadap pasar keuangan masih akan berlanjut tahun depan. Proyeksi kementerian yang dipimpin Sri Mulyani itu didasarkan sejumlah kejadian tahun ini yang mengakibatkan ketegangan global.
Kejadian-kejadian yang dimaksud di antaranya tren kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), yaitu Fed Funds Rate dan yield US Treasury, seiring peningkatan indeks dolar AS di pasar keuangan.
Dilansir dari rilis pers Kemenkeu yang dikutip, Selasa (4/12/2018), AS dan China memang telah sepakat menghentikan perang dagang. Akan tetapi, belum ada yang tahu hingga kapan "gencatan senjata" berlangsung.
Dalam rilis itu Sri Mulyani juga memperkirakan kalau pada tahun 2019, pemerintah akan menghadapi berbagai tantangan, baik dari sisi internal maupun eksternal.
Dari sisi internal, tantangan yang harus dihadapi pemerintah seperti, tekanan defisit neraca transaksi berjalan. Sedangkan sisi eksternal, seperti kebijakan normalisasi moneter dan kebijakan ekspansif fiskal di AS.
Tak hanya itu, tantangan juga bisa datang dari berbagai situasi geopolitik global yang tentu saja berdampak terhadap pasar keuangan.
(miq/miq) Next Article Pengakuan Kemenkeu: Dua Sisi Mata Uang, Utang Dikuasai Asing
Kejadian-kejadian yang dimaksud di antaranya tren kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), yaitu Fed Funds Rate dan yield US Treasury, seiring peningkatan indeks dolar AS di pasar keuangan.
Dalam rilis itu Sri Mulyani juga memperkirakan kalau pada tahun 2019, pemerintah akan menghadapi berbagai tantangan, baik dari sisi internal maupun eksternal.
![]() |
Dari sisi internal, tantangan yang harus dihadapi pemerintah seperti, tekanan defisit neraca transaksi berjalan. Sedangkan sisi eksternal, seperti kebijakan normalisasi moneter dan kebijakan ekspansif fiskal di AS.
Tak hanya itu, tantangan juga bisa datang dari berbagai situasi geopolitik global yang tentu saja berdampak terhadap pasar keuangan.
(miq/miq) Next Article Pengakuan Kemenkeu: Dua Sisi Mata Uang, Utang Dikuasai Asing
Most Popular