Rupiah Terpental dari Posisi Elit Mata Uang Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 December 2018 16:58
Dolar AS Merana Akibat Damai Dagang
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Mata uang Asia menikmati masa jaya karena dolar AS memang sedang nyungsep. Pada pukul 16:22 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,45%. 

Pelemahan dolar AS disebabkan oleh tingginya risk appetite pasar. Ya, investor sedang tidak mau bermain aman dan memilih masuk ke instrumen-instrumen berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia. 

Penyebabnya adalah tercapainya damai dagang AS-China, setidaknya selama 90 hari. Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk melakukan gencatan senjata. 

AS tidak akan menaikkan tarif bea masuk dari 10% menjadi 25% untuk importasi produk-produk made in China sebesar US$ 200 miliar yang seyogianya dilakukan pada 1 Januari 2019. Sedangkan China sepakat untuk mengimpor lebih banyak dari AS, mulai dari produk pertanian, energi, sampai manufaktur. 


Berita ini tentu sangat positif karena setidaknya selama 1,5 bulan ke depan yang namanya perang dagang AS vs China tidak lagi menjadi sentimen yang membuat pelaku pasar sport jantung. Damai dagang untuk sementara sudah tercipta, dan diharapkan tentu tidak hanya 90 hari tetapi selamanya. 

Tanpa sentimen negatif bernama perang dagang, investor lebih berani mengambil risiko dengan masuk ke negara-negara berkembang. Inilah yang terjadi sehingga Indonesia menerima limpahan arus modal yang membuat rupiah mampu menguat. 

Di pasar saham, gairah investor ditunjukkan dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 1,03%. Sementara di pasar obligasi, arus modal masuk terlihat dari penurunan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah seri acuan tenor 10 tahun sebesar 3,3 basis poin (bps). Penurunan yield menandakan harga instrumen ini sedang naik akibat tingginya minat investor. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular