
Gencatan Senjata Trump-Xi Jinping Bawa IHSG Lewati 6.100
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 December 2018 09:39

Di pasar valuta asing, rupiah bisa memanfaatkan momentum damai dagang AS-China. Pada pembukaan perdagangan di pasar spot, rupiah membukukan penguatan sebesar 0,35% ke level Rp 14.250/dolar AS.
Pada pukul 09:22 WIB, rupiah telah memperlebar penguatannya menjadi 0,38% ke level Rp 14.245/dolar AS.
Sejauh ini, perekonomian AS dan China terlihat sudah terpukul oleh perang dagang yang selama ini berkecamuk antarkeduanya. Pada hari Kamis (29/11/2018), klaim tunjangan pengangguran AS untuk minggu yang berakhir pada 24 November 2018 diumumkan sebanyak 234.000 jiwa, lebih tinggi dari konsensus yang sebesar 221.000 jiwa. Capaian pekan lalu juga menjadi yang tertinggi sejak pertengahan Mei 2018.
Kemudian pada hari Jumat (30/11/2018), Manufacturing PMI periode November 2018 versi resmi pemerintah China diumumkan sebesar 50, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 50,2.
Dengan adanya kesepakatan, diharapkan laju perekonomian kedua negara bisa tetap dipertahankan di level yang relatif tinggi. Ketika ini yang terjadi, maka perekonomian negara-negara lainnya akan ikut merasakan dampak positifnya.
Investor pun menjadi optimistis untuk memburu mata uang di kawasan Asia. Penguatan rupiah membuat investor pasar saham tanah air kian percaya diri untuk melakukan aksi beli.
Di sisi lain, sejatinya damai dagang AS-China juga membuat pelaku pasar kian yakin bahwa The Federal Reserve akan mengerek suku bunga acuan pada pertemuannya bulan ini.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 2 Desember 2018, kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 bps pada bulan ini adalah sebesar 85,2%, lebih tinggi dari posisi akhir November yang sebesar 82,7%.
Ketika perekonomian AS bisa melaju relatif pesat lantaran perang dagang dengan China tak lagi tereskalasi, The Fed tentu menjadi punya alasan untuk mengerek suku bunga acuan. Hal ini seharusnya bisa membuat greenback perkasa.
Namun ya itu tadi, investor lebih merespons damai dagang AS-China dengan menyasar mata uang negara-negara lain seperti di kawasan Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pada pukul 09:22 WIB, rupiah telah memperlebar penguatannya menjadi 0,38% ke level Rp 14.245/dolar AS.
Sejauh ini, perekonomian AS dan China terlihat sudah terpukul oleh perang dagang yang selama ini berkecamuk antarkeduanya. Pada hari Kamis (29/11/2018), klaim tunjangan pengangguran AS untuk minggu yang berakhir pada 24 November 2018 diumumkan sebanyak 234.000 jiwa, lebih tinggi dari konsensus yang sebesar 221.000 jiwa. Capaian pekan lalu juga menjadi yang tertinggi sejak pertengahan Mei 2018.
Dengan adanya kesepakatan, diharapkan laju perekonomian kedua negara bisa tetap dipertahankan di level yang relatif tinggi. Ketika ini yang terjadi, maka perekonomian negara-negara lainnya akan ikut merasakan dampak positifnya.
Investor pun menjadi optimistis untuk memburu mata uang di kawasan Asia. Penguatan rupiah membuat investor pasar saham tanah air kian percaya diri untuk melakukan aksi beli.
Di sisi lain, sejatinya damai dagang AS-China juga membuat pelaku pasar kian yakin bahwa The Federal Reserve akan mengerek suku bunga acuan pada pertemuannya bulan ini.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 2 Desember 2018, kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 bps pada bulan ini adalah sebesar 85,2%, lebih tinggi dari posisi akhir November yang sebesar 82,7%.
Ketika perekonomian AS bisa melaju relatif pesat lantaran perang dagang dengan China tak lagi tereskalasi, The Fed tentu menjadi punya alasan untuk mengerek suku bunga acuan. Hal ini seharusnya bisa membuat greenback perkasa.
Namun ya itu tadi, investor lebih merespons damai dagang AS-China dengan menyasar mata uang negara-negara lain seperti di kawasan Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular