'Sudah Sentuh Rp 14.300/US$, Rupiah Masih Kemurahan'

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
30 November 2018 14:18
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cukup perkasa. Bahkan di Asia, rupiah tercatat yang paling kuat dan menjadi raja di antara mata uang Asia.
Foto: Gubernur BI Perry Warjiyo (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cukup perkasa. Bahkan di Asia, rupiah tercatat yang paling kuat dan menjadi raja di antara mata uang Asia.

Pergerakan mata uang Garuda sepanjang perdagangan sampai siang ini sempat berada di bawah Rp 14.300/US$. Namun, bank sentral melihat nilai tukar rupiah masih terlalu murah.

"Kami masih melihat rupiah stabil dan menguat. Tapi rupiah masih undervalued [terlalu murah]," ungkap Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di kompleks bank sentral, Jumat (30/11/2018).

'Sudah Sentuh Rp 14.300/US$, Rupiah Masih Kemurahan'Foto: Konfrensi pers BI (CNBC Indonesia/Chandra)


Kestabilan nilai tukar rupiah tak lepas dari meredanya kondisi perekonomian global. Mulai dari sikap dovish dari hasil minutes of meeting, serta meredanya tensi perang dagang AS dan China.

Selain itu, BI melihat mekansime pasar bekerja cukup optimal, baik dari sisi supply dan demand. Transaksi yang tercatat pun tidak hanya di pasar spot maupun swap, melainkan juga melalui Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).

"Perbankan juga aktif menggunakan DNDF. Perbersan spot JISDOR dan NDF spread-nya di bawah Rp 50. Semakin kecil," tegasnya.

(dru) Next Article Penutupan Pasar: Rupiah Tertekan Cuma 5 Poin ke Rp 14.295/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular