
Kemarin Rajai Asia, IHSG Kini Terdampar di Dasar Klasemen
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 November 2018 10:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Selepas menjadi raja di kawasan Asia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini harus rela terdampar di dasar klasemen. Pada perdagangan kemarin (29/11/2018), IHSG menguat sebesar 1,93%, tertinggi dibandingkan bursa saham Asia lainnya.
Pada hari ini hingga pukul 10:22 WIB, IHSG melemah sebesar 0,47% ke level 6.078,74. IHSG melemah kala bursa saham Asia diperdagangkan bervariasi. Namun jika dibandingkan dengan bursa saham yang melemah, pelemahan IHSG merupakan yang terdalam.
Sentimen positif bagi bursa saham Benua Kuning datang dari rilis notulensi rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve edisi November 2018. Dalam rapat tersebut, ada aura dovish yang muncul. Para peserta rapat semakin menggarisbawahi bahwa ada risiko yang menghantui perekonomian AS. "Ada pertanda perlambatan di sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga," sebut notulensi itu.
Kemudian, para peserta rapat juga menekankan pentingnya berkaca kepada data (data dependent) dalam pengambilan keputusan.
"Para peserta menyiratkan bahwa sepertinya dalam rapat-rapat ke depan perlu ada perubahan bahasa penyampaian, di mana ada kalimat yang menyatakan pentingnya evaluasi terhadap berbagai data dalam menentukan arah kebijakan. Perubahan ini akan membantu memandu Komite dalam situasi perekonomian yang dinamis," tulis notulensi tersebut.
Pernyataan tersebut diartikan sebagai sinyal bahwa The Fed mungkin akan mengurangi kadar kenaikan suku bunga acuan. Sebagai informasi, The Fed memproyeksikan akan ada sekali lagi kenaikan suku bunga acuan pada tahun ini, yakni pada bulan Desember. Untuk tahun depan, normalisasi diproyeksikan sebanyak 3 kali.
Kala perang dagang dengan China masih berkecamuk, normalisasi yang tak kelewat agresif memang merupakan pilihan terbaik bagi perekonomian AS dan dunia.
Pada hari ini hingga pukul 10:22 WIB, IHSG melemah sebesar 0,47% ke level 6.078,74. IHSG melemah kala bursa saham Asia diperdagangkan bervariasi. Namun jika dibandingkan dengan bursa saham yang melemah, pelemahan IHSG merupakan yang terdalam.
Sentimen positif bagi bursa saham Benua Kuning datang dari rilis notulensi rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve edisi November 2018. Dalam rapat tersebut, ada aura dovish yang muncul. Para peserta rapat semakin menggarisbawahi bahwa ada risiko yang menghantui perekonomian AS. "Ada pertanda perlambatan di sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga," sebut notulensi itu.
Kemudian, para peserta rapat juga menekankan pentingnya berkaca kepada data (data dependent) dalam pengambilan keputusan.
Pernyataan tersebut diartikan sebagai sinyal bahwa The Fed mungkin akan mengurangi kadar kenaikan suku bunga acuan. Sebagai informasi, The Fed memproyeksikan akan ada sekali lagi kenaikan suku bunga acuan pada tahun ini, yakni pada bulan Desember. Untuk tahun depan, normalisasi diproyeksikan sebanyak 3 kali.
Kala perang dagang dengan China masih berkecamuk, normalisasi yang tak kelewat agresif memang merupakan pilihan terbaik bagi perekonomian AS dan dunia.
Next Page
Pertemuan Trump-Xi Bikin Was-Was
Pages
Most Popular