
Saingi Vietnam, RI Siapkan Kebijakan Tarik Investasi China
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
29 November 2018 15:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah sudah menyiapkan berbagai kebijakan untuk menarik investor asing masuk ke Indonesia. Hal ini berkaitan dengan efek lanjutan dari trade war.
Demikian disampaikan Susiwijono Moegiarso, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengungkapkan hal tersebut dalam konferensi persnya di Gedung Kemenko, Kamis (29/11/2018).
Menurut Susiwijono, efek lanjutan dari trade war membawa dampak positif bagi Indonesia, terutama untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan atau CAD yang kini membengkak.
Salah satu yang diincari dari efek lanjutan trade war adalah bergesernya negara tujuan ekspor dan relokasi investasi dari China yang tadinya ke AS menjadi ke Indonesia. Bagaimana tidak, trade war menyebabkan produk ekspor China yang masuk ke AS dikenakan tarif tinggi.
"Kita juga memikirkan efek trade war. Kita ingin, trade war ini ada dampak positif, kita sebut second round effect. Kalau industri di China tidak bisa mengekspor ke AS, mereka pasti memikirkan untuk memindahkan industrinya atau investasinya ke negara lain, atau relokasi industrinya," jelas Susiwijono, usai konferensi pers terkait Paket Kebijakan Ekonomi 16 di kantornya, Kamis (29/11/2018).
Memang saat ini, di Argentina sedang ada pertemuan G20 untuk membahas trade war. Namun jika pertemuan G20 tidak membawa hasil positif, maka mau tidak mau para investor harus mulai merelokasi investasi mereka ke negara lain, yang tidak terlibat langsung dalam trade war.
"Ini-kan sudah sekian bulan mereka tidak pasti, hitungan kami, mereka menunggu momentum G20. Kalau G20 tetap berlanjut keributan, polemik trade war, mereka harus memutuskan [untuk merelokasi investasinya ke negara lain]," sambungnya.
Untuk itu, pemerintah sudah menyiapkan berbagai kebijakan yang diharapkan bisa menarik investor China, seperti insentif fiskal dan Paket Kebijakan Ekonomi (PKE) 16, seperti Tax Holiday (pengurangan PPh), relaksasi Daftar Negatif Investasi (DNI), dan Daftar Hasil Ekspor (DHE).
Susiwijono mengatakan, untuk "memenangkan hati" para investor China tidaklah mudah. Indonesia harus bersaing dengan negara lain seperti Malaysia, Thailand, India, dan yang dinilai Susiwijono menjadi saingat terberat ialah Vietnam.
"Nah kita antisipasi kalau mereka betul-betul memutuskan relokasi industri, kita harus siap. Kita bersaing dengan banyak negara. Teman-teman pasti tahu betapa agresifnya Vietnam", kata Susiwijono.
Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan negara lain, Susiwijono cukup yakin kalau kebijakan yang ditawarkan pemerintah Indonesia sudah baik, untuk menarik investor China; "Ya sebenarnya sudah cukup menarik, cumakan persaingan dengan negara lain. Kalau dengan Vietnam mereka lebih agresif," tandasnya.
(dru) Next Article Manuver Emiten saat Batu Bara Adem
Demikian disampaikan Susiwijono Moegiarso, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengungkapkan hal tersebut dalam konferensi persnya di Gedung Kemenko, Kamis (29/11/2018).
Menurut Susiwijono, efek lanjutan dari trade war membawa dampak positif bagi Indonesia, terutama untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan atau CAD yang kini membengkak.
![]() |
"Kita juga memikirkan efek trade war. Kita ingin, trade war ini ada dampak positif, kita sebut second round effect. Kalau industri di China tidak bisa mengekspor ke AS, mereka pasti memikirkan untuk memindahkan industrinya atau investasinya ke negara lain, atau relokasi industrinya," jelas Susiwijono, usai konferensi pers terkait Paket Kebijakan Ekonomi 16 di kantornya, Kamis (29/11/2018).
Memang saat ini, di Argentina sedang ada pertemuan G20 untuk membahas trade war. Namun jika pertemuan G20 tidak membawa hasil positif, maka mau tidak mau para investor harus mulai merelokasi investasi mereka ke negara lain, yang tidak terlibat langsung dalam trade war.
"Ini-kan sudah sekian bulan mereka tidak pasti, hitungan kami, mereka menunggu momentum G20. Kalau G20 tetap berlanjut keributan, polemik trade war, mereka harus memutuskan [untuk merelokasi investasinya ke negara lain]," sambungnya.
Untuk itu, pemerintah sudah menyiapkan berbagai kebijakan yang diharapkan bisa menarik investor China, seperti insentif fiskal dan Paket Kebijakan Ekonomi (PKE) 16, seperti Tax Holiday (pengurangan PPh), relaksasi Daftar Negatif Investasi (DNI), dan Daftar Hasil Ekspor (DHE).
Susiwijono mengatakan, untuk "memenangkan hati" para investor China tidaklah mudah. Indonesia harus bersaing dengan negara lain seperti Malaysia, Thailand, India, dan yang dinilai Susiwijono menjadi saingat terberat ialah Vietnam.
"Nah kita antisipasi kalau mereka betul-betul memutuskan relokasi industri, kita harus siap. Kita bersaing dengan banyak negara. Teman-teman pasti tahu betapa agresifnya Vietnam", kata Susiwijono.
Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan negara lain, Susiwijono cukup yakin kalau kebijakan yang ditawarkan pemerintah Indonesia sudah baik, untuk menarik investor China; "Ya sebenarnya sudah cukup menarik, cumakan persaingan dengan negara lain. Kalau dengan Vietnam mereka lebih agresif," tandasnya.
(dru) Next Article Manuver Emiten saat Batu Bara Adem
Most Popular