Hingga Tengah Hari, Rupiah Masih Jadi Pemimpin Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 November 2018 12:35
Dolar AS Selip, Rupiah Menyalip
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Tidak hanya di Asia, dolar AS memang sedang melemah secara global. Pada pukul 12:20 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,12%. 

Semua gara-gara pernyataan Jerome 'Jay' Powell, Gubernur The Federal Reserve/The Fed. Powell menyatakan suku bunga acuan di AS sudah mendekati level netral, yang artinya tidak lagi bisa digunakan untuk meredam atau mempercepat pertumbuhan ekonomi. 

"Suku bunga acuan masih rendah berdasarkan standar historis, dan berada sedikit di bawah rentang estimasi yang netral," ucap Powell, mengutip Reuters. 

Pelaku pasar membaca Powell mulai sedikit dovish. Bukan tidak mungkin The Fed mengurangi kadar kenaikan suku bunga acuan karena dirasa sudah hampir cukup. 


Pernyataan Powell diperkuat dengan rilis data terbaru di Negeri Paman Sam. Pembacaan kedua pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal III-2018 menghasilkan angka 3,5% secara kuartalan yang disetahunkan (quarterly annualized). Tidak berubah dibandingkan pembacaan pertama. 

Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2018 lebih lambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 4,2%. Bahkan The Fed memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2018 lebih lambat lagi yaitu 2,5%.

Data ini menyiratkan bahwa The Fed mungkin tidak perlu lagi memperlambat laju pertumbuhan ekonomi melalui kenaikan suku bunga acuan. Sebab ekonomi memang sudah melambat, apa lagi yang mau diperlambat? 

Pernyataan Powell adalah musibah, karena selama ini kekuatan dolar AS lahir dari tren kenaikan suku bunga acuan. Saat suku bunga naik, maka ekspektasi inflasi akan terjangkar sehingga nilai mata uang tidak tergerus.  

Selain itu, kenaikan suku bunga acuan juga ikut mengerek imbalan investasi khususnya di instrumen berpendapatan tetap (fixed income) sehingga semakin menarik. Dilandasi pencarian cuan di pasar fixed income, permintaan dolar AS pun meningkat. 

Dengan stance Powell yang tidak lagi hawkish, harapan itu sedikit memudar. Dolar AS kehilangan karisma dan mengalami tekanan jual. 

Perkembangan ini dimanfaatkan oleh rupiah cs di Asia yang kemarin di-bully oleh dolar AS. Rupiah bahkan mampu menjadi pemimpin dengan penguatan terbaik di hadapan greenback

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular