
Masih Pagi, IHSG Sudah Jadi Raja di Asia!
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
29 November 2018 09:47

Terlepas dari 2 sentimen positif yang sudah disebutkan di halaman sebelumnya, ada faktor lain yang membuat IHSG mampu menjadi jawara di kawasan regional, yakni penguatan rupiah yang begitu signifikan.
Hingga berita ini diturunkan, rupiah menguat 0,93% di pasar spot ke level Rp 14.390/dolar AS. Jika dibandingkan dengan performa mata uang kawasan Asia lainnya, performa rupiah jelas menjadi yang terbaik.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia pada pukul 09:20 WIB: Rupiah berhasil memanfaatkan momentum yang datang dari pernyataan dovish Jerome Powell. Dengan adanya harapan bahwa The Fed tak akan kelewat agresif dalam melakukan normalisasi, praktis pelaku pasar melepas dolar AS dan beralih ke pelukan mata uang Garuda.
Lebih lanjut, suntikan energi bagi rupiah datang dari anjloknya harga minyak mentah dunia. Pada penutupan perdagangan kemarin (28/11/2018), harga minyak jenis light sweet (WTI) kontrak pengiriman Januari 2019 anjlok sebesar 2,46% ke level US$ 50,29/barel, sementara harga minyak Brent kontrak pengiriman Januari 2019 anjlok sebesar 2,41% ke level US$ 58,76/barel.
Anjloknya harga minyak mentah dunia lantas menimbulkan persepsi bahwa defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) periode kuartal-IV 2018 akan mampu diredam. Pada 2 kuartal sebelumnya, CAD selalu menembus level 3% dari PDB.
Bengkaknya defisit neraca dagang Indonesia yang dimotori oleh defisit pada pos minyak dan gas menjadi momok bagi transaksi berjalan Indonesia. Ketika kini harga minyak terjun bebas, ada ekspektasi bahwa CAD bisa diredam.
Rupiah pun menjadi semakin menarik di mata investor sehingga aliran modal deras mengalir ke mata uang Garuda.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Hingga berita ini diturunkan, rupiah menguat 0,93% di pasar spot ke level Rp 14.390/dolar AS. Jika dibandingkan dengan performa mata uang kawasan Asia lainnya, performa rupiah jelas menjadi yang terbaik.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia pada pukul 09:20 WIB: Rupiah berhasil memanfaatkan momentum yang datang dari pernyataan dovish Jerome Powell. Dengan adanya harapan bahwa The Fed tak akan kelewat agresif dalam melakukan normalisasi, praktis pelaku pasar melepas dolar AS dan beralih ke pelukan mata uang Garuda.
Anjloknya harga minyak mentah dunia lantas menimbulkan persepsi bahwa defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) periode kuartal-IV 2018 akan mampu diredam. Pada 2 kuartal sebelumnya, CAD selalu menembus level 3% dari PDB.
Bengkaknya defisit neraca dagang Indonesia yang dimotori oleh defisit pada pos minyak dan gas menjadi momok bagi transaksi berjalan Indonesia. Ketika kini harga minyak terjun bebas, ada ekspektasi bahwa CAD bisa diredam.
Rupiah pun menjadi semakin menarik di mata investor sehingga aliran modal deras mengalir ke mata uang Garuda.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pages
Most Popular