Analisis Teknikal

Dua hari Terkapar, IHSG Siap Balas Dendam

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
29 November 2018 08:57
Bursa saham New York dapat suntikan dari pidato Powell, yang sudah dinantikan pasar sejak kemarin.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Kamis (29/11/2018) akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat pada rentang pergerakan 5.983 hingga 6.065.

Potensi penguatan berdasarakan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal. Dimulai dengan perkembangan makro secara global, Wall Street kembali ditutup menguat pagi tadi, Dow Jones meroket 2,5%, S&P 500 melesat 2,29%, dan Nasdaq melejit 2,95%.

Bursa saham New York dapat suntikan dari pidato Powell, yang sudah dinantikan pasar sejak kemarin. Powell menyebut bahwa suku bunga acuan sudah sangat dekat dengan posisi netral, yaitu tidak mendukung pertumbuhan ekonomi maupun mengeremnya.

Komentar ini jauh berubah dibandingkan pada awal Oktober, di mana Powell mengatakan suku bunga acuan masih jauh dari netral. 

"Kita semua tahu bahwa situasi bisa berbeda dari proyeksi. Kenaikan suku bunga secara bertahap bertujuan untuk menyeimbangkan risiko," lanjut Powell. 

Pelaku pasar membaca Powell mulai sedikit dovish. Artinya, bukan tidak mungkin The Fed mengurangi kadar kenaikan suku bunga acuan karena dirasa sudah hampir cukup. 

Sikap agak dovish ini juga ditunjukkan dari pernyataan bahwa The Fed akan sangat memperhatikan data, bahkan saat ekonomi tumbuh dengan solid serta angka inflasi dan pengangguran sudah membaik. 

Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan, Rabu (28/11/2018) dengan melemah 0,37% ke level 5.991. 

Aksi penyesuaian portofolio oleh investor asing terutama pada sesi dua cukup membuat IHSG kesulitan beranjak dari zona merah. Asing nampak menjual saham-saham berkapitalisasi besar yang menjadi penggerak IHSG. 

PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) paling banyak dijual asing hingga terkoreksi 4,12%, nilainya tidak tanggung-tanggung Rp 331 miliar, membuat sektor infrastruktur anjlok 2,33%. 

Asing juga melepas saham PT United Tractors (UNTR) hingga terkoreksi 3,17%, nilai yang dilepas Rp 121 miliar, membuat sektor perdagangankoreksi sebesar 0,06%. 

Hingga tahun berjalan, asing masih keluar (net sell) senilai Rp 44,8 triliun. Kemarin asing membukukan net sell Rp 235 miliar. Secara total nilai transaksi bursa kemarin mencapai Rp 9,7 triliun, lebih tinggi dibandingkan sebelumnya senilai Rp 9,2 triliun. 

Beberapa saham yang mencatatkan transaksi perdagangan terbesar kemarin, antara lain: TLKM (Rp 738 miliar), BBCA (Rp 463 miliar), UNTR (Rp 452 miliar), SRIL (Rp 419 miliar) dan BBRI (Rp 348 miliar). 

Peningkatan transaksi bursa sejak Bursa Efek Indonesia (BEI) agaknya mulai meningkat kala diterapkannya kebijakan penyelesaian transaksi (settlementT+2 dari sebelumnya T+3. 

Lalu, bagaimana pergerakan IHSG hari ini? Berikut analisis pergerakan IHSG menggunakan analisis secara teknikal.
Sumber: Revinitif
Secara pergerakan, posisi IHSG kembali bergerak di bawah garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5), hal ini menunjukan bahwa IHSG rawan akan koreksi dalam jangka pendek. 

Pola grafik yang terbentuk menunjukan potensi pelemahan pada perdagangan selanjutnya, IHSG membentuk pola bearish harami. 

Secara teknikal, level 6.000 kembali menjadi penghalang (resistance) dari kenaikan IHSG. Namun demikian IHSG akan mendapat sokongan kenaikan dari bursa global yang positif. 

Karena itu Tim Riset memandang IHSG akan bergerak cenderung menguat, dikarenakan adanya sentimen positif dari bursa global, ditambah pergerakan tren pergerakan jangka pendeknya yang masih dalam mode menguat. 

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Insentif Ditebar, Bisakah IHSG Keluar dari Tekanan di Sesi 2?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular