
Peringkat Rating Saka Energi Turun ke Ba2, Prospek Negatif
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
28 November 2018 18:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Moody's Investors Service menurunkan peringkat kredit PT Saka Energi Indonesia (Saka) dan obligasinya menjadi Ba2, dari sebelumnya Ba1. Obligasi Saka tersebut bernilai US$ 625 juta, dan akan jatuh tempo pada 2024.
Adapun, prospek untuk seluruh peringkat adalah negatif.
"Penurunan (rating) itu merefleksikan pandangan kami terkait melemahnya dukungan finansial dari induk perusahaan Saka, PT Perusahaan Gas Negara (PGN), menyusul pelunasan utang pada pemegang saham. Selain itu, menurunnya cadangan dan produksi akan menekan profil operasi dan metrik kredit pada 2019-2020," jelas Analis dan Asisten Wakil Presiden Moody's Rachel Chua.
Pada Juli 2018, Saka melunasi pinjaman dari pemegang saham senilai US$ 200 juta (dari total US$ 838 juta), atas permintaan PGN. Meskipun, pinjaman tersebut jatuh tempo pada Januari 2021.
"Pelunasan lebih awal secara efektif merupakan pembayaran tunai oleh PGN, yang mana tidak selaras dengan ekspektasi kami semula bahwa pinjaman dari pemegang saham akan diperpanjang atau dikonversi ke ekuitas, sesuai dengan yang pernah terjadi sebelumnya," tambah Chua.
Saka, yang sepenuhnya dimiliki oleh PGN, masih menjadi perusahaan yang penting bagi strategi integrasi vertikal induknya. Sebagai catatan, Saka merupakan satu-satunya anak perusahaan PGN yang bergerak di sektor hulu.
Klausul gagal bayar turunan (cross default clauses) antara Saka-PGN, serta dampak negatif terhadap reputasi PGN, membuat risiko gagal bayar Saka tetap melekat.
Saat ini, PGN sedang dalam proses mengakuisisi 51% saham Pertamina Gas (Pertagas), yang merupakan perusahaan distribusi dan transmisi gas. Akuisisi ini merupakan konsekuensi dari pembentukan holding PGN dengan PT Pertamina (Persero).
Pertamina sendiri saat ini memiliki 57% saham PGN, menyusul peralihan saham tunai dari pemerintah Indonesia pada April 2018.
Sebagai tambahan, tekanan bagi profil operasi Saka juga meningkat, seiring produksi tahunan akan turun ke angka 42.000 - 43.000 setara barel minyak/hari pada 2019-2020. Penurunan itu disebabkan oleh dua izin produksi Saka yang sudah kadaluarsa pada kuartal III-2018. Produksi Saka pada semester 1-2018 sendiri masih mencapai 55.100 setara barel minyak/hari.
Tidak adanya pertumbuhan inorganik melalui proses akuisisi, Moody mengekspektasikan umur cadangan Saka akan menurun ke sekitar 5 tahun, dalam 12 bulan ke depan.
Metrik kredit Saka juga akan tetap lemah dalam 12-18 bulan ke depan dengan rasio arus kas ditahan yang telah disesuaikan (Adjusted Retained Cash Flow/RCF)/utang berada pada angka 13%-14%. Sedangkan, rasio utang yang telah disesuaikan (adjusted debt)/EBITDA berada di kisaran 5 kali.
Reorganisasi PGN-Pertamina Buat Prospek Peringkat Saka Negatif
Peringkat Ba2 Saka akan terus didukung oleh beberapa faktor berikut. Pertama, prospek pendapatan yang tinggi dari kontrak penjualan gas jangka panjang dengan harga tetap (fixed-priced), dengan mitra yang juga berkualitas. Kedua, biaya operasi yang rendah. Ketiga, profil likuiditas yang bagus dengan tidak adanya utang yang jatuh tempo hingga akhir 2020.
Di saat yang bersamaan, peringkat Saka juga masih akan terhambat oleh skala bisnis yang kecil dan menurun, begitu juga dengan risiko konsentrasi geografis yang tinggi.
Sementara itu, prospek yang negatif merefleksikan meningkatnya ketidakpastian terkait dengan peran Saka bagi PGN serta reorganisasi perusahaan yang terjadi menyusul konsolidasi PGN-Pertamina. Dengan prospek negatif tersebut, peningkatan peringkat nampaknya sulit dilakukan di masa depan.
Meski demikian, proyeksi peringkat dapat direvisi menjadi stabil apabila reorganisasi antara PGN-Pertamina tidak merombak struktur kepemilikan Saka, tidak mengubah peran strategis Saka sebagai entitas operasi utama di sektor hulu, dan tidak memodifikasi relasi yang dekat antara Saka dan PGN.
Kejelasan terkait rencana pelunasan untuk sisa pinjaman pada pemegang saham (yang tidak menyebabkan pelemahan dukungan finansial PGN lebih jauh), juga akan mendukung proyeksi stabil pada peringkat Saka.
Sebagai tambahan, untuk mengubah proyeksi menjadi stabil, Saka juga perlu mengatasi profil operasinya yang melemah. Caranya adalah dengan menjaga rasio Adjusted RCF/utang di atas 10%, rasio utang/produksi harian rata-rata di atas US$ 35.000, dan rasio EBITDA/Interest Coverage di atas 4 kali.
Di sisi lain, peringkat Saka dapat diturunkan lebih lanjut apabila 3 kondisi berikut terjadi. Pertama, peringkat PGN diturunkan ke Ba1 (dari sebelumnya Baa2). Kedua, reorganisasi PGN-Pertamina berujung pada perubahan struktur kepemilikan Saka. Ketiga, terjadi perubahan hubungan antara Saka dan PGN, termasuk integrasi operasional atau manajemen.
Selain itu, faktor lain yang dapat menyebabkan penurunan peringkat Saka adalah jika profil kredit Saka tergerus akibat akuisisi yang dibiayai oleh utang yang besar, atau jika cadangan dan produksi perusahaan terus menunjukkan tren penurunan.
(RHG/wed) Next Article PGN Integrasikan Bisnis Saka di Bawah Induk Holding Migas
Adapun, prospek untuk seluruh peringkat adalah negatif.
"Penurunan (rating) itu merefleksikan pandangan kami terkait melemahnya dukungan finansial dari induk perusahaan Saka, PT Perusahaan Gas Negara (PGN), menyusul pelunasan utang pada pemegang saham. Selain itu, menurunnya cadangan dan produksi akan menekan profil operasi dan metrik kredit pada 2019-2020," jelas Analis dan Asisten Wakil Presiden Moody's Rachel Chua.
"Pelunasan lebih awal secara efektif merupakan pembayaran tunai oleh PGN, yang mana tidak selaras dengan ekspektasi kami semula bahwa pinjaman dari pemegang saham akan diperpanjang atau dikonversi ke ekuitas, sesuai dengan yang pernah terjadi sebelumnya," tambah Chua.
Saka, yang sepenuhnya dimiliki oleh PGN, masih menjadi perusahaan yang penting bagi strategi integrasi vertikal induknya. Sebagai catatan, Saka merupakan satu-satunya anak perusahaan PGN yang bergerak di sektor hulu.
Klausul gagal bayar turunan (cross default clauses) antara Saka-PGN, serta dampak negatif terhadap reputasi PGN, membuat risiko gagal bayar Saka tetap melekat.
Saat ini, PGN sedang dalam proses mengakuisisi 51% saham Pertamina Gas (Pertagas), yang merupakan perusahaan distribusi dan transmisi gas. Akuisisi ini merupakan konsekuensi dari pembentukan holding PGN dengan PT Pertamina (Persero).
Pertamina sendiri saat ini memiliki 57% saham PGN, menyusul peralihan saham tunai dari pemerintah Indonesia pada April 2018.
Sebagai tambahan, tekanan bagi profil operasi Saka juga meningkat, seiring produksi tahunan akan turun ke angka 42.000 - 43.000 setara barel minyak/hari pada 2019-2020. Penurunan itu disebabkan oleh dua izin produksi Saka yang sudah kadaluarsa pada kuartal III-2018. Produksi Saka pada semester 1-2018 sendiri masih mencapai 55.100 setara barel minyak/hari.
Tidak adanya pertumbuhan inorganik melalui proses akuisisi, Moody mengekspektasikan umur cadangan Saka akan menurun ke sekitar 5 tahun, dalam 12 bulan ke depan.
Metrik kredit Saka juga akan tetap lemah dalam 12-18 bulan ke depan dengan rasio arus kas ditahan yang telah disesuaikan (Adjusted Retained Cash Flow/RCF)/utang berada pada angka 13%-14%. Sedangkan, rasio utang yang telah disesuaikan (adjusted debt)/EBITDA berada di kisaran 5 kali.
Reorganisasi PGN-Pertamina Buat Prospek Peringkat Saka Negatif
Peringkat Ba2 Saka akan terus didukung oleh beberapa faktor berikut. Pertama, prospek pendapatan yang tinggi dari kontrak penjualan gas jangka panjang dengan harga tetap (fixed-priced), dengan mitra yang juga berkualitas. Kedua, biaya operasi yang rendah. Ketiga, profil likuiditas yang bagus dengan tidak adanya utang yang jatuh tempo hingga akhir 2020.
Di saat yang bersamaan, peringkat Saka juga masih akan terhambat oleh skala bisnis yang kecil dan menurun, begitu juga dengan risiko konsentrasi geografis yang tinggi.
Sementara itu, prospek yang negatif merefleksikan meningkatnya ketidakpastian terkait dengan peran Saka bagi PGN serta reorganisasi perusahaan yang terjadi menyusul konsolidasi PGN-Pertamina. Dengan prospek negatif tersebut, peningkatan peringkat nampaknya sulit dilakukan di masa depan.
Meski demikian, proyeksi peringkat dapat direvisi menjadi stabil apabila reorganisasi antara PGN-Pertamina tidak merombak struktur kepemilikan Saka, tidak mengubah peran strategis Saka sebagai entitas operasi utama di sektor hulu, dan tidak memodifikasi relasi yang dekat antara Saka dan PGN.
Kejelasan terkait rencana pelunasan untuk sisa pinjaman pada pemegang saham (yang tidak menyebabkan pelemahan dukungan finansial PGN lebih jauh), juga akan mendukung proyeksi stabil pada peringkat Saka.
Sebagai tambahan, untuk mengubah proyeksi menjadi stabil, Saka juga perlu mengatasi profil operasinya yang melemah. Caranya adalah dengan menjaga rasio Adjusted RCF/utang di atas 10%, rasio utang/produksi harian rata-rata di atas US$ 35.000, dan rasio EBITDA/Interest Coverage di atas 4 kali.
Di sisi lain, peringkat Saka dapat diturunkan lebih lanjut apabila 3 kondisi berikut terjadi. Pertama, peringkat PGN diturunkan ke Ba1 (dari sebelumnya Baa2). Kedua, reorganisasi PGN-Pertamina berujung pada perubahan struktur kepemilikan Saka. Ketiga, terjadi perubahan hubungan antara Saka dan PGN, termasuk integrasi operasional atau manajemen.
Selain itu, faktor lain yang dapat menyebabkan penurunan peringkat Saka adalah jika profil kredit Saka tergerus akibat akuisisi yang dibiayai oleh utang yang besar, atau jika cadangan dan produksi perusahaan terus menunjukkan tren penurunan.
(RHG/wed) Next Article PGN Integrasikan Bisnis Saka di Bawah Induk Holding Migas
Most Popular