
Angin Segar dari Wall Street Bawa IHSG ke Zona Hijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 November 2018 13:02

Risiko pertama datang dari gelaran Black Friday dan Cyber Monday. Kuatnya proyeksi penjualan di dua gelaran tersebut mengindikasikan bahwa konsumsi masyarakat AS masih gencar.
Mengingat konsumsi menyumbang lebih dari setengah perekonomian AS, pertumbuhan ekonomi di Negeri Paman Sam nampaknya masih akan cukup baik pada kuartal-IV 2018. Pelaku pasar pun dibuat kian yakin bahwa The Federal Reserve akan mengerek suku bunga acuan pada penghujung tahun.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 26 November 2018, kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 bps pada bulan Desember adalah sebesar 79,2%, lebih tinggi dari posisi 23 November yang sebesar 75,8%.
Di satu sisi, kenaikan suku bunga acuan memang mengonfirmasi pesatnya laju perekonomian AS. Namun di sisi lain, hal ini bisa secara signifikan memukul perekonomian, mengingat perang dagang dengan China masih berkecamuk.
Berbicara mengenai perang dagang AS-China, situasinya justru kian panas. Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dirinya kemungkinan akan mengeksekusi rencana untuk menaikkan bea masuk bagi importasi produk asal China senilai US$ 200 miliar.
Sebelumnya, barang-barang senilai US$ 200 miliar ini telah dibebankan bea masuk senilai 10% yang berlaku mulai bulan September. Pemerintahan Trump memang sudah mengatakan bahwa bea masuk akan naik menjadi 25% pada 1 Januari 2019.
Trump juga menyatakan bahwa dirinya sudah bersiap-siap untuk mengenakan bea masuk baru bagi US$ 267 miliar produk China lainnya jika pertemuan dengan Presiden China Xi Jingping di sela-sela KTT G-20 pada akhir bulan ini tak membuahkan kesepakatan, seperti dikutip dari Bloomberg yang melansir publikasi Wall Street Journal. Menurut Trump, besaran bea masuknya bisa 10% atau 25%.
(ank/roy)
Mengingat konsumsi menyumbang lebih dari setengah perekonomian AS, pertumbuhan ekonomi di Negeri Paman Sam nampaknya masih akan cukup baik pada kuartal-IV 2018. Pelaku pasar pun dibuat kian yakin bahwa The Federal Reserve akan mengerek suku bunga acuan pada penghujung tahun.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 26 November 2018, kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 bps pada bulan Desember adalah sebesar 79,2%, lebih tinggi dari posisi 23 November yang sebesar 75,8%.
Berbicara mengenai perang dagang AS-China, situasinya justru kian panas. Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dirinya kemungkinan akan mengeksekusi rencana untuk menaikkan bea masuk bagi importasi produk asal China senilai US$ 200 miliar.
Sebelumnya, barang-barang senilai US$ 200 miliar ini telah dibebankan bea masuk senilai 10% yang berlaku mulai bulan September. Pemerintahan Trump memang sudah mengatakan bahwa bea masuk akan naik menjadi 25% pada 1 Januari 2019.
Trump juga menyatakan bahwa dirinya sudah bersiap-siap untuk mengenakan bea masuk baru bagi US$ 267 miliar produk China lainnya jika pertemuan dengan Presiden China Xi Jingping di sela-sela KTT G-20 pada akhir bulan ini tak membuahkan kesepakatan, seperti dikutip dari Bloomberg yang melansir publikasi Wall Street Journal. Menurut Trump, besaran bea masuknya bisa 10% atau 25%.
(ank/roy)
Pages
Most Popular