
Di Depan Jokowi, Gubernur BI Beberkan Sebab Perkasanya Dolar
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
27 November 2018 11:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) buka-bukan mengenai keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun ini terhadap sejumlah mata uang, termasuk terhadap nilai tukar rupiah.
Hal tersebut dikemukakan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam keynote speech yang disampaikan di depan Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Tahunan BI di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan.
"2018 penuh tantangan, di tengah upaya mendorong momentum ekonomi nasional," kata Perry Warjiyo, Jakarta.
Perry mengemukakan, ketidakpastian ekonomi global yang besumber dari ketegangan perang dagang antara AS vs China, dan risiko gepolitik menjadi salah satu alasan penguatan dolar AS.
Selain itu, kenaikan bunga bank sentral AS pun menjadi salah satu faktor yang membuat dolar AS mampu menaklukkan sejumlah mata uang, tak terkecuali nilai tukar rupiah.
"Ini menyebabkan kuatnya mata uang dolar as. Dan berdampak pada mata uang asing dan emerging market, termasuk Indonesia," tegas Perry.
Meski demikian, Perry menegaskan, di tengah ketidakpastian tersebut perekonomian Indonesia masih cukup mampu menjaga stabilitas, serta memanfaatkan momentum pertumbuhan.
(dru) Next Article Tahan Suku Bunga 6%, Ini Paparan Gubernur BI
Hal tersebut dikemukakan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam keynote speech yang disampaikan di depan Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Tahunan BI di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan.
"2018 penuh tantangan, di tengah upaya mendorong momentum ekonomi nasional," kata Perry Warjiyo, Jakarta.
Selain itu, kenaikan bunga bank sentral AS pun menjadi salah satu faktor yang membuat dolar AS mampu menaklukkan sejumlah mata uang, tak terkecuali nilai tukar rupiah.
"Ini menyebabkan kuatnya mata uang dolar as. Dan berdampak pada mata uang asing dan emerging market, termasuk Indonesia," tegas Perry.
Meski demikian, Perry menegaskan, di tengah ketidakpastian tersebut perekonomian Indonesia masih cukup mampu menjaga stabilitas, serta memanfaatkan momentum pertumbuhan.
(dru) Next Article Tahan Suku Bunga 6%, Ini Paparan Gubernur BI
Most Popular