
Gara-gara Trump, IHSG Dibuka di Zona Merah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 November 2018 09:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai hari dengan melemah sebesar 0,34% ke level 6.002,39. Performa IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Hang Seng turun 0,67%, indeks Strait Times turun 0,51% dan indeks Kospi turun 0,04%.
IHSG dan bursa saham Benua Kuning tak mampu memanfaatkan momentum positif yang datang dari penguatan Wall Street pada dini hari tadi, di mana indeks Dow Jones naik 1,46%, indeks S&P 500 naik 1,55%, dan indeks Nasdaq Composite naik 2,06%.
Wall Street menguat lantaran saham-saham peritel, baik konvensional maupun online, diapresiasi investor seiring dengan gelaran Black Friday dan Cyber Monday. Pada momen ini, para peritel memberikan diskon besar-besaran sehingga volume penjualan terdongkrak signifikan.
Saham peritel Target melonjak 2,82%, Macy's lompat 1,72%, Home Depot naik 0,57%, dan Lowe's Companies melesat 1,71%. Peritel online menikmati apresiasi yang lebih besar, di mana Amazon meroket 5,28%.
Perang dagang AS-China yang kian panas membuat investor melepas instrumen berisiko seperti saham. Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dirinya kemungkinan akan mengeksekusi rencana untuk menaikkan bea masuk bagi importasi produk asal China senilai US$ 200 miliar.
Sebelumnya, barang-barang senilai US$ 200 miliar ini telah dibebankan bea masuk senilai 10% yang berlaku mulai bulan September. Pemerintahan Trump memang sudah mengatakan bahwa bea masuk akan naik menjadi 25% pada 1 Januari 2019.
Trump juga menyatakan bahwa dirinya sudah bersiap-siap untuk mengenakan bea masuk baru bagi US$ 267 miliar produk China lainnya jika pertemuan dengan Presiden China Xi Jingping di sela-sela KTT G-20 pada akhir bulan ini tak membuahkan kesepakatan, seperti dikutip dari Bloomberg yang melansir publikasi Wall Street Journal. Menurut Trump, besaran bea masuknya bisa 10% atau 25%.
Selain itu, rilis data ekonomi di China juga membebani perdagangan hari ini. Laba dari perusahaan-perusahaan industri disana diumumkan tumbuh sebesar 13,6% YoY selama 10 bulan pertama tahun ini, turun dari capaian hingga September 2018 yang sebesar 14,7% YoY.
IHSG dan bursa saham Benua Kuning tak mampu memanfaatkan momentum positif yang datang dari penguatan Wall Street pada dini hari tadi, di mana indeks Dow Jones naik 1,46%, indeks S&P 500 naik 1,55%, dan indeks Nasdaq Composite naik 2,06%.
Wall Street menguat lantaran saham-saham peritel, baik konvensional maupun online, diapresiasi investor seiring dengan gelaran Black Friday dan Cyber Monday. Pada momen ini, para peritel memberikan diskon besar-besaran sehingga volume penjualan terdongkrak signifikan.
Perang dagang AS-China yang kian panas membuat investor melepas instrumen berisiko seperti saham. Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dirinya kemungkinan akan mengeksekusi rencana untuk menaikkan bea masuk bagi importasi produk asal China senilai US$ 200 miliar.
Sebelumnya, barang-barang senilai US$ 200 miliar ini telah dibebankan bea masuk senilai 10% yang berlaku mulai bulan September. Pemerintahan Trump memang sudah mengatakan bahwa bea masuk akan naik menjadi 25% pada 1 Januari 2019.
Trump juga menyatakan bahwa dirinya sudah bersiap-siap untuk mengenakan bea masuk baru bagi US$ 267 miliar produk China lainnya jika pertemuan dengan Presiden China Xi Jingping di sela-sela KTT G-20 pada akhir bulan ini tak membuahkan kesepakatan, seperti dikutip dari Bloomberg yang melansir publikasi Wall Street Journal. Menurut Trump, besaran bea masuknya bisa 10% atau 25%.
Selain itu, rilis data ekonomi di China juga membebani perdagangan hari ini. Laba dari perusahaan-perusahaan industri disana diumumkan tumbuh sebesar 13,6% YoY selama 10 bulan pertama tahun ini, turun dari capaian hingga September 2018 yang sebesar 14,7% YoY.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular