Kemarin Juara, Sekarang Rupiah Terlemah Ketiga di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 November 2018 08:32
Dolar AS Kembali Diburu
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Dolar AS memang sedang menguat secara global. Pada pukul 08:20 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback secara relatif di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,04%.  

Dolar AS mendapat angin dari pernyataan Mario Draghi, Presiden Bank Sentral Uni Eropa (ECB). Draghi juga menyatakan ada risiko perlambatan ekonomi yang menghantui Benua Biru. 

"Perlambatan ekonomi secara bertahap adalah sesuatu yang normal ketika ekspansi sudah mencapai tahap matang dan pertumbuhan ekonomi bergerak sesuai dengan potensialnya. Perlambatan juga bisa bersifat sementara," kata Draghi, mengutip Reuters. 

Pernyataan Draghi membuat euro melemah. Pelemahan euro melapangkan jalan bagi dolar AS untuk menguat. 

Selain itu, pasar juga sedikit grogi menantikan KTT G20 di Argentina yang digelar 2 hari lagi. Bukan KTT ini yang sebenarnya dinanti, melainkan rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping. 

Investor benar-benar berharap ada hasil yang signifikan dalam pertemuan ini. Walau mungkin belum sampai ke tahap pencabutan seluruh bea masuk yang diterapkan sejak awal tahun, tetapi setidaknya ada harapan Washington dan Beijing berdamai dan menyudahi saling balas pengenaan tarif impor. 

Akan tetapi, saat ini belum ada kabar terbaru terkait pertemuan tersebut. Oleh karena itu, pelaku pasar pun memilih bermain aman untuk sementara sembari menantikan dinamika terbaru pertemuan Trump-Xi. 

Sikap risk aversion ini membuat sejumlah mata uang Asia tertekan, termasuk rupiah. Bagi mata uang Tanah Air, pelemahan ini berarti banyak. Rupiah kehilangan gelar juara Asia sekaligus terancam gagal meneruskan rantai penguatan yang sudah terjadi 3 hari beruntun. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular