Analisis Teknikal

Secara Teknikal, Harapan IHSG Menguat Masih Ada

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
27 November 2018 08:27
Proyeksi IHSG secara teknikal dari Tim Riset CNBC Indonesia.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
JakartaCNBC Indonesia - Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat pada rentang pergerakan 6.000 hingga 6.074, Selasa (27/11/2018).

Potensi penguatan berdasarakan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal
. Dari makro global, Wall Street pagi tadi kembali ditutup menguat.


Tiga indeks utama meroket. Dow Jones Industrial Average (DJIA) melambung 1,46%, S&P 500 lompat 1,55%, dan Nasdaq Composite melesat 2,06%.

Investor sepertinya memberi apresiasi kepada emiten ritel (toko fisik maupun online) karena peningkatan penjualan pada hari Thanksgiving alias Black Friday. Ini adalah kick-off musim belanja di Negeri Paman Sam, di mana berbagai toko memberikan diskon besar-besaran.

Saham peritel Target melonjak 2,82%, Macy's lompat 1,72%, Home Depot naik 0,57%, dan Lowe's Companies melesat 1,71%. Peritel online menikmati apresiasi yang lebih besar, di mana Amazon meroket 5,28%.

Penguatan di bursa utama Wall Street tersebut akan memberikan sentimen positif di kawasan Asia. Bursa AS sempat terkoreksi karena anjloknya harga minyak yang juga disebut black Friday, penurun harga minyak Jumat pekan lalu nampaknya sudah dilupakan pelaku pasar AS.

Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,27% ke level 6.022, pada perdagangan, Senin (26/11/2018). Saham-saham bank menjadi pendorong utama kenaikan IHSG.

Rupiah yang menguat menimbulkan optimisme pelaku pasar untuk mengoleksi saham-saham sektor keuangan. US$1 dibanderol Rp 14.470 pada penutupan pasar spot atau menguat 0,45% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Kejatuhan harga minyak mentah menjadi katalis positif bagi rupiah, pasalnya devisa yang "terbang" untuk membeli emas hitam menjadi semakin sedikit.

Kenaikan IHSG juga didorong aksi beli investor asing (net buy) senilai Rp 199 miliar. Mengutip data RTI, inflows investor asing ke pasar saham selama satu bulan ini mencapai Rp 12,04 triliun.

Lalu, bagaimana pergerakan IHSG hari ini? Berikut analisis pergerakan IHSG menggunakan analisis secara teknikal.

Sumber: Revinitif
Secara teknikal, grafik yang terbentuk berpola lilin putih pendek (short white candle), pola tersebut memberikan sinyal akan kenaikan pada perdagangan selanjutnya. 

Posisinya yang di atas garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5), menunjukan IHSG dalam tren kenaikan dalam jangka pendek.
Secara teknikal, level 6.000 yang telah dilewati menjadi level penopang (support) baru bagi IHSG.


Sedangkan level penghalang kenaikan indeks selanjutnya kami perkirakan berada di level 6.086.

Tim Riset memandang
IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat, hal ini dikarenakan adanya sentimen positif dari bursa global ditambah pergerakannya cenderung menguat secara teknikal.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/prm) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular