Rupiah Masuk Zona Merah, Ini Penyebabnya

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 November 2018 09:22
Profit Taking dan Harga Minyak Lemahkan Rupiah
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Dolar AS sebenarnya sedang menguat secara global. Pada pukul 09:08 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) menguat 0,09%. 

Namun mayoritas mata uang Asia mampu melawan itu, karena sudah melemah pekan lalu. Sepanjang minggu kemarin, Dolar Singapura melemah 0,22%, ringgit Malaysia melemah 0,12%, yen Jepang melemah 0,12%, yuan China melemah 0,16%, dolar Taiwan melemah 0,01%, dan won Korea Selatan anjlok 1,08%. Investor pun memanfaatkan pelemahan ini dengan melakukan aksi borong. 

Sementara rupiah malah menguat 0,49% pekan lalu. Akibatnya, mata uang Tanah Air justru terkena ambil untung (profit taking) sehingga berbalik melemah. 

Selain itu, rupiah juga terimbas sentimen negatif akibat kenaikan harga minyak dunia. Setelah anjlok pekan lalu, harga si emas hitam mulai naik meski sangat terbatas.

Pada pukul 09:13 WIB, harga minyak jenis brent naik 0,51% dan light sweet bertambah 0,08%. Sebenarnya kenaikan ini masih sangat labil, karena harga minyak masih dalam tren menurun. 

 

Kenaikan harga minyak bukan berita baik buat rupiah. Pasalnya kenaikan harga minyak menyebabkan impor migas membengkak, bahkan kalau volume yang diimpor tidak berubah. 

Akibatnya, defisit transaksi berjalan (current account) semakin berpotensi semakin dalam. Rupiah pun tidak punya modal untuk menguat karena minimnya pasokan valas dari ekspor-impor barang dan jasa.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular