Masih Untung Rupiah Tidak Melemah Pagi Ini

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 November 2018 08:41
Harga Minyak Anjlok, Investor Cari Dolar AS
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Mata uang utama Benua Kuning mayoritas melemah di hadapan dolar AS. Penguatan mata uang Negeri Paman Sam memang sedang mengglobal. 

Pada pukul 08:29 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama dunia) menguat 0,04%. Penguatan dolar AS hadir seiring kekhawatiran investor terhadap prospek perekonomian global. 

Sepertinya pertumbuhan ekonomi dunia akan cukup suram ke depan, terlihat dari koreksi harga minyak. Sepanjang pekan lalu, harga minyak brent anjlok 11,92% secara point-to-point. Sedangkan light sweet amblas 10,69%. 

Dalam sebulan terakhir, harga brent sudah berkurang 28,98% dan light sweet terpangkas 24,1%. Sejak awal tahun, harga brent amblas 11,67% dan light sweet ambrol 14,48%. 



Penurunan harga minyak menggambarkan permintaan terhadap komoditas ini sedang seret. Saat permintaan minyak turun, artinya perekonomian sedang kurang bergairah. Tidak butuh banyak energi untuk menggerakkan ekonomi yang melambat. 

Situasi ini membuat investor lagi-lagi memilih untuk bermain aman. Di tengah tingginya ketidakpastian, dolar AS adalah instrumen yang paling aman.  

Selain aman, dolar AS juga menguntungkan karena The Federal Reserve/The Fed masih dalam siklus kebijakan moneter ketat dengan menaikkan suku bunga secara agresif. Pasar memperkirakan Jerome 'Jay' Powell dan sejawat menaikkan Federal Funds Rate pada Desember ini, dan berlanjut dengan kenaikan setidaknya tiga kali pada 2019. 

Dalam situasi seperti ini, rupiah beruntung tidak melemah. Namun bila penguatan dolar AS semakin nyata, maka rupiah dalam bahaya. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular