Perhatikan Lima Sentimen Penggerak Pasar Pekan Depan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
25 November 2018 19:45
Cermati Indeks Keyakinan Konsumen Global
Foto: Ekspresi Trader di lantai bursa amerika di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 12 November 2018. REUTERS / Brendan McDermid
Sentimen keempat muncul dari AS berupa pengumuman Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Selasa, yang diprediksi melemah ke 135,5 dari 137,9. IKK menjadi acuan pelaku pasar, terlihat dari kenaikan indeks Dow Jones sebesar 1% pada 30 Oktober setelah penguatan IKK ke 137,9 dari sebelumnya 135,3.

Pelemahan IKK mengindikasikan bahwa masyarakat AS kurang optimistis dengan prospek ekonomi sebulan ke depan. Namun, angka di atas 100 masih mengindikasikan posisi aman, alias tidak sampai mengindikasikan bahwa mereka akan menurunkan belanja.

Karenanya, efek negatif terhadap psikologi pelaku pasar masih akan terbatas. Hanya saja, secara fundamental pelemahan ini bakal semakin mengonfirmasi bahwa tekanan pertumbuhan ekonomi dunia di penghujung tahun ini masih akan terjadi.

Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi turun proyeksi ekonomi tahun ini dan tahun depan menjadi sebesar 3,7%, dari sebelumnya 3,9%. Revisi dilakukan demi melihat perkembangan perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia, yakni China dan AS.

Apalagi, beberapa negara maju juga akan mengumumkan IKK pekan depan yang umumnya juga melemah. Korea Selatan, misalnya, akan mengumumkan IKK pada Selasa yang diprediksi melemah menjadi 98,8 dari sebelumnya 100.

IKK Italia juga diprediksi melemah dari 116,6 menjadi 115,1. Sementara itu, IKK final Uni Eropa yang bakal diumumkan pada Kamis diprediksi masih minus, yakni di level -3,9 dari sebelumnya -2,7.

Sentimen kelima masih dari AS karena pada Rabu negara Adidaya tersebut akan mengumumkan estimasi kedua untuk PDB kuartal ketiga. Konsensus Tradingeconomics memperkirakan pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga AS berada di kisaran 3,5%, alias melambat dari posisi triwulan sebelumnya 4,2%.

Perlambatan pertumbuhan tersebut kemungkinan besar masih bisa diterima pasar, karena pertumbuhan 3,5% masih terhitung bagus untuk negara sebesar AS. Namun, pasar AS berpeluang tertekan pada Kamis waktu setempat, setelah ada lelang obligasi bertenor 7 tahun.

Pasar memantau berapa imbal hasil (yield) yang ditawarkan, setelah sebelumnya pemerintah AS menawarkan yield premium 3,074%, Jika imbal hasil sesuai ekspektasi, pelaku pasar AS akan mengalihkan dananya dari saham ke obligasi sehingga bursa saham berpeluang tertekan.

Namun, laju perpindahan tersebut tidak bakal besar karena rilis data klaim lanjutan pengangguran (continuing jobless claims) pada hari yang sama diprediksi berujung pada angka yang membaik yakni menjadi 1.663.000, dari sebelumnya 1.668.000.

Di sisi lain klaim pengangguran baru (initial jobless claims) diperkirakan sebesar 221.000 dari 224.000. Membaiknya data pengangguran tersebut bakal direspons positif bursa AS, dan berpeluang membantu IHSG menghijau pada pembukaan Jumat.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/ags)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular